Minggu, 10 November 2013

Objek Material dan Objek Formal Desa Klaseman Kecamatan Gending Kabupaten Probolinggo



BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Secara geografis, Desa Klaseman merupakan daerah pantai yaitu bagian dari Selat Madura yang terletak di bagian utara Kabupaten Probolinggo. Di daerah tersebut terdapat banyak aliran sungai yang bermuara ke laut sehingga di daerah itu banyak terdapat tambak sebagai tempat pembudidayaan ikan dan memproduksi garam. Seba- gian besar mata pencaharian masyarakat di Desa Klaseman sebagai nelayan dan petani tambak. Tetapi ada juga masyarakat yang mata pencahariannya sebagai petani, pedagang, pegawai negeri, buruh pabrik dan lain-lain. Hal ini di sebabkan letak geografi daerah tersebut yang strategis. Karena kondisi geografis daerah tersebut memiliki tanah yang subur sehingga dapat menghasilkan sumber daya alam yang berpotensi tinggi misalnya ; padi, jagung, tebu dan lain-lain. Selain itu di sana berdekatan dengan pabrik PT.SASA INTI. Sehingga perkembangan ekonomi di daerah tersebut dari waktu ke waktu semakin pesat.
Dari latar belakang makalah di atas maka penulis mngangkat judul “Objek Material dan Objek Formal di Desa Klaseman, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo”. Sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar/Filsafat Geografi.
1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, dapat dikaji ada  beberapa permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:
1.      Apa saja objek material yang ada di Desa Klaseman, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo ?
2.      Apa saja objek formal yang ada terdapat di Desa Klaseman, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo

1

1.3    Ruang Lingkup Pembahasan
Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang dibahas dibatasi pada masalah:
1.      Objek material yang ada di Desa Klaseman, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo
2.      Objek formal yang ada di Desa Klaseman, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo

1.4  Tujuan Penulisan
Sesuai dengan permasalahan di atas penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1.      Untuk mengetahui objek material yang ada di Desa Klaseman, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo.
2.      Untuk mengetahui objek formal yag ada di Desa Klaseman, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo.

1.5  Manfaat Penulisan
Sesuai dengan tujuan penulisan makalah ini maka dapat diperoleh manfaat yaitu :
1.      Dapat mengetahui objek material yang ada di Desa Klaseman, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo.
2.      Dapat mengetahui objek formal yang ada di Desa Klaseman, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo.






2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Objek Material dan Objek Formal
Geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu geo (“bumi”) dan graphein (“gambaran”).         Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang semua lukisan atau tulisan yang mem-pelajari tentang bumi. Dan bapak geografi dunia adalah Erasthothenes. Objek sendiri adalah sesuatu yang dipelajari. Dalam geografi terdapat beberapa objek yaitu:
1.      Objek material
          Objek material adalah yaitu segala sesuatu baik berupa materi atau berupa gejala geografi yang terjadi dalam ruang (geosfer) yang dipelajari oleh geografi. Meliputi substansi atau benda yang hidup atau yang mati. Karena ruang lingkupnya geosfer maka objek studi material ini berada di 5 bagian geosfer yaitu:
a.       Litosfer
Lithos artinya batuan dan sphera artinya lapisan. Deskripsi lengkapnya adalah lapisan penyusun kulit bumi yang terluar dan terbentuk dari batuan. Objek material geografi pada lapisan ini adalah segala sesuatu materi atau gejala geografi yang terdapat atau terjadi pada lapisan ini. Contoh dalam bentuk materinya yaitu: batuan dengan berbagai jenisnya, gunung dengan tipe dan ketinggianya. Sedangkan dalam bentuk fenomena dan gejala geografi misalnya gempa, pergerakan lempeng tektonik dan lain-lain.

b.      Hidrosfer
Hidrosfer adalah bagian dari geosfer dalam bentuk lapisan perairan yang tersebar di lautan, tanah, permukaan tanah, atmosfer (udara), maupun dalam bentuk padat, cair, dan gas.

3
Contoh dalam bentuk materi yaitu air, salju, uap (gas) dan dalam bentuk gejala geografi yaitu: pasang surut, arus laut, pergerakan air tanah dan lain-lain.


c.       Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelubungi bumi. Contoh dalam bentuk materi: awan, udara beserta materi penyusunnya dan dalam bentuk gejala geografi yaitu: perubahan unsur-unsur cuaca. Contoh gejala geografi terjadi perubahan cuaca, dari musim kemarau ke musim penghujan maupun sebaliknya dari musim hujan ke musim kemarau. Hal ini berpengaruh pada beberapa aspek kehidupan, salah satunya aspek pertanian.

d.      Biosfer
Lapisan kehidupan yang ada di geosfer selain dari manusia yaitu berupa flora dan fauna. Keanekaragaman flora dan fauna menyebabkan keanekaragaman konsumsi bahan pangan. Pada daerah penghasil padi penduduk makan nasi dari beras, pada daerah gandum menggunakan terigu sebagai bahan untuk membuat makanannya. Keberadaan hewan juga demikian, contoh orang Thailand menggunakan gajah untuk membantu pekerjaannya sedangkan di Indonesia penduduk memanfaatkan kuda, sapi, dan kerbau. Hal ini disebabkan karena keberadaan dari hewan-hewan itu.

e.       Pedosfer
Pedosfer adalah lapisan paling atas dari permukaan bumi tempat berlangsungnya proses pembentukan tanah. Secara sederhana pedosfer diartikan sebagai lapisan tanah yang menempati bagian paling atas dari litosfer. Tanah (soil) adalah suatu wujud alam yang terbentuk dari campuran hasil pelapukan batuan (anorganik), organik, air, dan udara yang menempati bagian paling atas dari litosfer.




4

f.       Antroposfer
Antroposfer adalah lapisan bumi yang terdiri dari manusia dan kegiatannya. Jumlah dan kualitas penduduk merupakan fenomena antroposfer yang dapat kita pelajari. Jumlah penduduk yang besar merupakan suatu potensi yang luar biasa tetapi akan menjadi masalah yang kompleks apabila tidak diimbangi dengan kulitas yang baik. Gejala pada antroposfer yaitu manusia dipermukaan bumi memiliki beragam adat dan budaya yang berbeda, hal imi mengakibatkan interaksi antara penduduk yang berbeda.

2.      Objek formal
Objek formal adalah sudut pandang dan cara berfikir terhadap objek material yang berupa materi atau gejala geografi yang ada di geosfer. Cara pandang dan cara berfikir ini dapat melalui pendekatan keruangan (spatial approach), kelingkungan (ecological approach) dan kewilayahan (regional complex approach).

Pendekatan keruangan merupakan pendekatan khas geografi dengan mengkaji variasi fenomena alam di permukaan bumi. Pendekatan keruangan mengacu pada penelaahan perbedaan tempat melalui prinsip-prinsip geografi, yaitu persebaran, timbal balik, dan penggambaran. Pendekatan lingkungan merupakan pendekatan berdasarkan interaksi yang terjadi pada lingkungan. Pendekatan ini dilakukan dengan cara mengetahui karakteristik tertentu dari suatu wilayah meliputi: pendekatan topik, pendekatan aktivitas mausia, dan pendekatan regional.

Pendekatan kelingkungan merupakan pendekatan berdasarkan interaksi yang terjadi pada lingkungan. Pendekatan lingkungan dalam geografi berkenaan dengan hubungan kehidupan manusia dengan lingkungan fisiknya. Interaksi tersebut membentuk sistem keruangan yanng dikenal dengan ekosistem. Pendekatan ini dilakukan dengan cara me-ngetahui adanya interaksi makhluk hidup dengan makhluk hidup yang lain. Dina-mika yang timbul di lingkungan fidik ini seperti bencana alam akan menimbulkan pola baru antara interaksi manusia dengan alam.


5
Pendekatan kompleks kewilayahan merupakan kombinasi pendekatan keruangan dan ekologi. Pendekatan kompleks kewilayahan mengkaji karakteristik fisik maupun sosial dari fenomena yang terjadi di permukaan bumi yang berbeda antara suatu wilayah dengan wilayah lainnya. Oleh karena itu, pendekatan ini lebih menekankan pada perbedaan wilayah.



2.2 Objek Material dan Objek Formal di Desa Klaseman Kecamatan Gending Kabupaten Probolinggo
       2.2.1 Objek Material di Desa Klaseman
           Objek material suatu daerah dengan daerah yang lain selalu berbeda, semua      itu tergantung letak geografis dari daerah tersebut. Misalnya, daerah dataran tinggi yang berupa perbukitan dan pegunungan sedangkan dataran rendah yang dekat dengan pantai. Secara geografis, Desa Klaseman terletak di bagian utara Kabupaten Probolinggo yang merupakan daerah dataran rendah karena desa tersebut dibatasi oleh Selat Madura sehingga sebagian besar daerah berupa pantai.
Objek material yang ada di Desa Klaseman meliputi:
1.      Litosfer, bagian pada litosfer dibagi menjadi 3, yaitu: batuan, sedimen dan tanah. Peranan batuan dalam ekosistem adalah terdapat kaitan antara batuan dengan tanah oleh karena batuan ini dapat mengalami pelapukan dan batuan yang telah mengalami pelapukan dapat menjadi endapan atau tanah, selain itu batuan merupakan sumber mineral bagi tanah dan mempunyai arti penting bagi pertumbuhan tanaman. Jenis batuan yang terdapat di Desa Klaseman memiliki volume kecil dan berupa batu pasir karena terdapat di daerah dataran rendah. Disana juga terdapat batuan sedimen klastik berupa hancuran bahan beku yaitu batu kerikil yang merupakan jenis batu pasir. Batu Kerikil (Pebbles) sebenarnya menunjukkan besaran butir pasir, dapat dikategorikan sebagai Batu Pasir yang banyak mengandung silika.

6
Umumnya bertekstur halus dan berbentuk bulat terbentuk akibat dari pecahan batu gunung yang kemudian terseret air hingga ke laut dan selama ribuan tahun saling beradu sesamanya dan terkikis air, karena itu diperoleh di daerah pesisir pantai. Tersedia dalam beberapa warna, ukuran dan bentuk. Digunakan untuk ditaburkan pada taman kering (Patio atau Taman Jepang) atau dicampur dengan adukan semen (biasa disebut Beton/Koral Sikat) untuk jalan setapak atau driveways atau carport.
Untuk ukuran yang kecil sering juga disebut Batu Aras.Jenis Batu Kerikil :
                Gambar 2.1 batu kerikil

2.      Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi. Kata hidrosfer berasal dari kata hidros yang berarti air dan sphere yang berarti lapisan. Hidrosfer di permukaan bumi meliputi danau, sungai, laut, lautan, salju atau gletser, air tanah dan uap air yang terdapat di lapisan udara.
Desa Klaseman merupakan daerah yang terletak di pesisir pantai. Pesisir adalah daratan di tepi laut yang tergenang pada saat air pasang dan kering pada saat air laut surut. Wilayah pesisir lebih luas daripada wilayah pantai. Wilayah pesisir lebarnya bisa mencapai antara 50-100 m. Pada daratan wilayah pesisir tedapat proses perembesan air laut, pasang surut air laut, dan hembusan angin laut.

7
Sedangkan di peairan masih dipengaruhi oleh sifat-sifat daratan seperti sedimentasi dan aliran air tawar. Pesisir merupakan daerah yang rawan terhadap proses abrasi serta kerusakan yang ditimbulkan oleh aktifitas manusia. Oleh sebab itu, daerah-daerah pantai harus dilestarikan fungsinya.
Jenis air yang mengalir di Desa tersebut yaitu air tanah dangkal dan air sungai. Air tanah dangkal adalah air tanah yang terletak di atas lapisan kedap air tidak jauh dari permukaan tanah. Air freatis sangat dipengaruhi oleh resapan air di sekelilingnya. Pada musim kemarau jumlah air freatis berkurang. Sebaliknya pada musim hujan jumlah air freatis akan bertambah. Air freatis dapat diambil melalui sumur atau mata air.
Sedangkan air sungai adalah air hujan atau mata air yang mengalir secara alami melalui suatu lembah atau di antara dua tepian dengan batas jelas, menuju tempat lebih rendah (laut, danau atau sungai lain). Air yang ada di daerah Klaseman mengandung zat fosfor. Hal ini dibuktikan ketika air itu di masak sampai mendidih lalu didinginkan maka terdapat endapan-endapan yang berupa zat kapur.
3.      Atmosfer adalah lapisan udara yang berada dimuka bumi. Lapisan atmosfer dalam bentuk gerakan udara sangat besar manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari misalnya menimbulkan hujan. Udara yang bergerak disebut angin. Kabupaten Probolinggo terkenal dengan angin gending. Desa Klaseman merupakan daerah yang terkena angin gending. Angin gending terjadi karena gerakan udara yang turun, mulai dari Pegunungan Lamongan dan Pegunungan Tengger mendapatkan pemanasan secara dinamis ke arah lembah di sebelah utara bersamaan dengan itu, kelembaban nisbi turun dengan cepat, sehingga udara yang mencapai dataran rendah Probolinggo menjadi panas dan kering.





8
Angin gending memiliki pengaruh positif terhadap proses pembuahan pada buah mangga dan bawang merah.

     Gambar 2.2
    Angin gending

4.      Biosfer adalah bagian luar dari planet Bumi, mencakup udara, daratan, dan air, yang memungkinkan kehidupan dan proses biotik berlangsung. Secara umum, biosfer terdiri atas tiga lingkungan utama atau biocycle, yaitu biocycle darat, biocycle air tawar (sungai, danau, atau kolam), dan biocycle air asin (berkadar garam atau laut). Selain biosfer dan biocycle, dalam studi makhluk hidup kita juga dikenal istilah ekosistem dan bioma. Makhluk hidup merupakan salah satu komponen penghuni geosfer. Selain manusia, makhluk hidup yang menempati Planet Bumi adalah hewan (fauna) dan tumbuhan (flora). Hewan maupun tumbuhan ada yang hidup di daratan dan di perairan, baik pada kawasan air tawar ataupun di air laut. Namun, tidak seluruh permukaan bumi dapat menjadi tempat hidup bagi organisme.

Setiap wilayah memiliki keanekaragam flora dan fauna yang berbeda dengan wilayah yang lain. Seperti halnya di Desa Klaseman juga memiliki ekologi yang berbeda dengan daerah lain. Misalnya, pembudidayaan pohon mangga dan bawang merah yang tumbuh subur di daerah tersebut meskipun daerah tersebut merupakan daerah pesisir pantai. Selain itu, disana juga terdapat pembudidayaan ikan seperti udang, lele, bandeng dan lain-lain yang merupakan komuditas ekspor. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya tempat-tempat yang ada di sekitar pantai. Gejala yang dapat ditimbulkan oleh biosfer di daerah Klaseman penduduknya cenderung menyukai dan mengkonsumsi ikan

9
5.      Pedosfer atau tanah adalah lapisan kulit bumi yang tipis terletak di bagian paling atas permukaan bumi. Tanah dalam Bahasa Inggris disebut soil, tanah adalah suatu benda fisis yang berdimensi tiga terdiri dari panjang, lebar, dan dalam. Tanah merukan lapisan paling atas dari kulit bumi. Sebagian besar daerah Desa Klaseman merupakan daerah pesisir pantai. Pesisir bisa sangat berbeda Yang paling umum adalah hutan bakau tumbuh di atas lumpur tanah liat bercampur dengan bahan organik. Akan tetapi di beberapa tempat, bahan organik ini sedemikian banyak proporsinya; bahkan ada pula hutan bakau yang tumbuh di atas tanah bergambut. Sedangkan bagian lain merupakan daerah lahan pertanian yang terdapat aliran sungai. Jenis tanah daerah tersebut adalah tanah aluvial atau tanah endapan. Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.

6.      Antroposfer diartikan sebagai lapisan di mana manusia hidup bertempat tinggal pada permukaan bumi. Manusia sebagai salah satu makhluk hidup yang hidup di bumi bergantung pada kondisi biosfer, hidrosfer, litosfer, dan atmosfer. Lapisan atmosfer membentuk cuaca dan iklim yang sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Lapisan litosfer berpengaruh pada tanah dan bentuk lahan, dan berpengaruh pula pada manusia dalam memperoleh sumber daya alam. Lapisan hidrosfer memberikan manfaat bagi kehidupan manusia dalam hal ketersediaan air dengan berbagai manfaatnya.
Manusia di permukaan bumi beragam adat dan budayanya, hal ini mengakibatkan interaksi antara penduduk yang berbeda. Begitu pula penduduk di Desa Klaseman yang berada di sekitar pesisir pantai memiliki adat dan budaya yang berbeda dengan daerah yang tinggal di daerah dekat dengan lahan pertanian. Pada umumnya penduduk disekitar pesisir pantai yang berprofsi sebagai nelayan memiliki kebiasaan mengadakan upacara adat yang disebut petik laut. Proses upacara tersebut meletakkan sesaji di laut sebagai rasa syukur para nelayan atas hasil laut yang mereka peroleh.
10
Alat yang mereka gunakan sehari-hari untuk menangkap ikan misalnya perahu sebagai alat transportasi, jaring, jala, pancing dan lain-lain. Sedangkan penduduk yang tiggal di daerah dekat lahan
pertanian memiliki  kebiasaan selametan tajin. Proses upacara ini dengan meletakkan sesaji berupa bubur nasi sebagai persembahan kepada Dewi Sri. Alat yang digunakan penduduk tersebut untuk mengolah lahan pertanian berbeda dengan penduduk pesisir pantai. Misalnya traktor, kerbau, cangkul, sabit dan lain-lain. Dengan melihat kenyataan di atas penduduk yang tinggal di wilayah yang berbeda memiliki keahlian yang berbeda pula. Sehingga terjadi saling membutuhkan.

  2.2.2  Objek Formal di Desa Klaseman
Objek formal merupakan sudut pandang dan cara berfikir terhadap objek       material yang berupa materi atau gejala geografi yang ada di geosfer. Untuk mengetahui objek formal yang ada di Desa Klaseman dilakukan beberapa pendekatan dari beberapa aspek geografi. Cara pandang dan cara berfikir ini dapat melalui:

1.      Pendekatan keruangan merupakan pendekatan yang mengkaji persamaan dan perbedaan dala konteks keruangan. Pendekatan ini dilakukan dengan cara mengetahui dari wilayah Desa Klaseman meliputi:
a.      Pendekatan topik merupakan pendekatan yang menitikberatkan pada topik yang menjadi perhatian utama dalam menganalisis suatu fenomena geosfer. Topik yang sekarang menjadi perhatian sekaligus masalah bagi masyarakat Desa Klaseman adalah kenakalan remaja. Salah satu contohnya kehamilan diluar nikah dalam usia dini. Hal ini disebabkan kurangnya pengawasan orang tua kepada anaknya. Pendidikan sexs pada usia remaja dilingkungan keluarga masih di anggap tabuh
11
oleh masyarakat setempat sehingga para remaja cenderung tidak mengetahuin buruknya melakukan hubungan diluar nikah.

Kenakalan remaja selanjutnya yaitu kriminalitas yang disertai tindak kekerasan misalnya perkelahian antar pelajar serta penyalahgunaan obat, narkotika dan minuman keras. Prostitusi pada kalangan remaja semakin marak di Desa tersebut. Hal ini disebabkan faktor kesenjangan sosial ekonomi dalam masyarakat tersebut.
Secara geografis Desa Klaseman memiliki letak strategis karena dekat dengan jalan provinsi yang merupakan jalan utama, juga terdapat jalan yang menjadi penghubung dengan daerah yang lain. Baik sebagai penghubung dari antar desa, Kecamatan Gending, Kecamatan Pajarakan, dan Kecamatan Maron. Daerah tersebut juga merupakan daerah industri karena terdapat pabrik-pabrik salah satunya PT SASA INTI. Industrialisasi itu yang menjadi faktor penyebab terjadinya kesenjangan sosial dan ekonomi dalam masyarakat sehingga kriminalitas di daerah tersebut semakin meningkat. Sebagian besar tenaga pekerja di industri-industri tersebut berasal dari daerah lain misalnya Kota Probolinggo, Surabaya, Sidoarjo dan lain-lain. Sehingga sumber daya manusia yang berada di Desa tersebut sebagian besar tidak terpakai karena tidak memiliki keahlian dan keterampilan yang memadai.
a.      Pendekatan aktivitas manusia merupakan pendekatan yang mengkaji aktivitas manusia atau penduduk. Pendekatan ini berkenaan dengan kegiatan manusia atau kegiatan penduduk di suatu daerah atau di suatu wilayah yang bersangkutan. Seperti halnya pendekatan yang dilakukan di Desa Klaseman yang ditinjau dari persebarannya, jenis aktivitas manusia dibedakan berdasarkan mata pencaharian yang dilakukan penduduk setempat.
Secara geografis Desa Klaseman terletak di daerah pesisir. Sebagian besar penduduk tersebar di daerah pantai dan sebagian lagi tersebar di daerah dekt dengan lahan pertanian dan sungai.
12
Hal ini menyebabkan mata pencaharian penduduk di Desa Klaseman beragam. Penduduk yang tinggal di daerah pantai mata pencahariannya sebagai nelayan sedangkan penduduk yang tinggal di dekat  lahan pertanian bekerja sebagai petani dan buruh tani. Ada pula penduduk yang dekat dengan sungai yang bermuara ke laut mereka bermata pencaharian sebagai petani tambak.
Selain itu juga ada penduduk yang bekerja sebagai buru pabrik dan pegawai negeri tetapi mereka mayoritas pendatang dari daerah lain. Karena disana terdapat lahan kavling yang digunakan untuk daerah pemukiman. Disana juga dekat dengan daerah industri sehingga aktivitas daerah penduduk setempat sangat komples. Faktor penyebabnya adalah dampak dari industrialisasi.
b.  Pendekatan regional merupakan pendekatan yang melihat fenomena geografi berbeda sehingga setiap wilayah memiliki ciri khas tertentu dan menjadi pembela dari wilayah-wilayah yang lain. Pendekatan ini menganalisis suatu gejala atau masalah dari region atau wilayah tempat masalah itu tersebar. Pendekatan ini juga dilakukan di Desa Klaseman dengan melihat karakteristik permasalahan dari wilayah tersebut. Permasalahan terbesar di Desa Klaseman yaitu kenakalan remaja. Hal ini berpengaruh kepada gejala-gejala sosial di dalam masyarakat. Salah satu penyebab kenakalan remaja di Desa Klaseman. Penyebabnya adalah pengaruh dampak negatif dari globalisasi. Transportasi dan sistem informasi di daerah tersebut mudah di jangkau karena kondisi geografis yang strategis. Selain itu sebagian remaja-remaja di Desa Klaseman tidak memiliki keahlian dan keterampilan yang memadai sehingga mereka tidak mempunyai pekerjaan. Mereka cenderung melakukan hal-hal yang negatif misalnya kriminalitas.
2.      Pendekatan kelingkungan berkenaan dengan intreraksi antara organisme hidup dengan lingkungannya. Pendekatan ini dilakukan dengan cara mengetahui adanya interaksi makhluk hidup dengan makhluk hidup lain.

13

Organisme Hidup
Lingkungan
 



Gambar 2.3
Interaksi antara organisme dengan lingkungan
Seperti halnya pendekatan yang dilakukan di Desa Klaseman dengan mengetahui adanya interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. Penduduk yang tinggal di daerah pesisir pada umumnya bekerja sebagai nelayan, mereka menggantungkan hidupnya pada hasil laut. Nelayan yang ada disana mayoritas mencari ikan dengan menggunakan perahu tradisional yang mengandalkan tenaga angin sebagai penggerak pada layar. Apabila bulan purnama hasil tangkapan ikan sedikit. Selain itu mereka juga mencari biota-biota yang hidup di sekitar hutan mangrove (hutan bakau). Misalnya kerang, tiram, kepiting dan lain-lain.
Sedangkan penduduk yang hidup di dekat sungai yang bermuara ke laut mereka menjadi pengelola tambak. Yaitu tempat pembudidayaan air tawar seperti lele, bandeng, mujaer dan lain-lain. Ada pula tambak tempat pembudidayaan udang tetapi tambak berada pada daerah dekat pesisir pantai.
Penduduk Desa Klaseman yang tinggal didekat lahan pertanian pada umumnya mereka bekerja sebagai petani, buruh tani,  dan peternak. Cara bertani masyarakat Desa Klaseman cenderung berpola kotak-kotak dan berbentuk beraturan. Daerah tersebut merupakan daerah dataran rendah tidak cocok menggunakan pola terasising atau sengkedan. Sistem pengairan atau irigasi melalui bendungan yang berasal dari aliran sungai yang berada di Desa Klaseman. Tanaman yang di tanam mayoritas padi, tebu, jagung dan bawang merah. Akan tetapi kadangkala menanam tembakau pada musim kemarau. Pada musim hujan petani mulai menggarap sawah mereka untuk ditanami padi.
                                                                                                                     
14
Petani juga menanam bawang merah pada musim angin gending. Karena semakin sering angin itu bertiup proses pembuahan bawang merah semakin baik. Dan akibatnya bawang merah menjadi besar-besar. Tanaman yang dapat ditanam sepanjang tahun atau tidak mengenal musim adalah tebu.
3.      Pendekatan kewilayahan merupakan kombinasi antara pendekatan keruangan dan kelingkungan yang mengkaji wilayah yang memiliki karakteristik tertentu yang dapat dibedakan dengan daerah lain, baik kehidupan penduduk ataupun lingku-ngannya. Adanya perbedaan antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain telah menciptakan hubungan fungsinal antara uni-unit wilayah sehingga tercipta suatu wilayah, sistem yang kompleks pendekatan yang multivariate juga.
Pendekatan kewilayahan yang dilakukan di Desa Klaseman dengan mengkaji interaksi penduduk desa tersebut dengan penduduk yang ada di daerah lain. Hal ini disebabkan wilayah Desa Klaseman berbeda dengan wilayah yang lain akibat dari perbedaan tersebut muncul permintaan dan penawaran.
Hasil bumi dari Desa Klaseman yang berupa hasil laut seperti ikan, hasi tambak (udang, lele, bandeng, mujaer), dan hasil pertanian didistribusikan daerah-daerah lain. Misalnya Suabaya, Sidoarjo, Pasuruan, dan daerah-daerah lainnya. Pada umumnya hasil bumi tersebut digunakan sebagai bahan baku industri.

Dampak dari industrialisasi yang terjadi di Desa Klaseman menyebabkan banyak pendatang dari daerah lain. Pada umumnya mereka bekerja sebagai buruh pabrik. Seperti yang kita ketahui di Desa Klaseman selain merupakan daerah nelayan dan pertanian juga dikenal sebagai daerah industri karena disana terdapat beberapa pabrik. Para pendatang itu mayoritas mempunyai keahlian dan keterampilan yang memadai daripada penduduk asli. Sehingga terjadi kesenjangan sosial diantara mereka.


15

1 komentar: