Senin, 18 November 2013

laporan hasil observari

LAPORAN HASIL OBSERVASI DI BMKG KARANGKATES DAN
EVALUASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PERAIRAN WADUK LAHOR DAN WADUK SUTAMI KABUPATEN
MALANG JAWA TIMUR



DISUSUN OLEH
DEWI NADIA IHZANA (110401050106)



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
2011



KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan “Hasil Observasi di BMKG Karangkates dan Evaluasi Pengelolaan Lingkungan Perairan Waduk Lahor dan Waduk Sutami Kabupaten Malang Jawa Timur”. Hasil penelitian ini diharapkan akan mampu memberikan masukan dalam upaya pengelolaan lingkungan perairan waduk agar waduk tetap dapat berjalan sesuai dengan fungsinya.
            Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis telah mendapatkan begitu banyak bantuan baik berupa materi, fisik maupun spiritual sehingga laporan ini bisa terselesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Bapak Drs. Mukhtam Katenun M.Pd selaku pembimbing utama yang telah membimbing kami dalam melakukan kegiatan penelitian tersebut, dan memberikan banyak masukan serta dukungan sehingga laporan akhir ini dapat terselesaikan.
2.      Ibu Endang Sudjati M.Pd selaku pembimbing kedua, yang telah meluangkan waktu dan kesempatan dalam membimbing kami melakukan kegiatan penelitian serta atas segala masukan saran dan kritik, sehingga terselesaikannya laporan ini.
3.      Ibu Onik Farida S.Pd selaku pembimbing ketiga, yang juga telah mengorbankan untuk membimbing kami dalam melakukan kegiatan penelitian serta atas segala masukan saran dan kritik sehingga terselesaikannya laporan ini.
4.      Teman-teman Mahasiswa program studi Geografi Kelas C Angkatan 2011 yang telah memberikan masukan berupa motivasi dalam rangka menyelesaikan laporan.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan saran, kritik yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan laporan ini. Semoga penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak yang membutuhkan.

Malang, 15 Desember 2011

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) merupakan salah satu badan khusus yang bertugas menangani berbagai fenomena alam yang ada di permukaan bumi.
PROFIL STASIUN GEOFISIKA KARANGKATES MALANG
Staf pengamat meteorologi dan Geofisika kelas III Karangkates Malang
A.    Sekilas sejarah stasiun geofisika Karangkates Malang
Pengamatan gempa bumi dilakukan sejak tanggal 28 Juli 1972. Ketika itu, kegiatan pengamatan gempa bumi di Karangkates merupakan bagian jaringan gempa bumi di Asia Tenggara. Kantor pengamatan di Karangkates didirikan pada tahun 1983, di bagian laborat yang dikenakan dengan aktifitas di laborat juga mengamati beberapa unsur cuaca.

B.     Tugas BMKG
Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang meteorologi dan klimatologi serta geofisika.

C.     Peralatan Observasi Meteorologi dan Klimatologi di stasiun Geofisika
1.      Barometer
2.      Termometer
3.      Penakar Hujan
4.      Penakar Hujan Otomatis
5.      Open Pan Evaporimeter
6.      Anemometer
7.      Camblestoks
8.      Automatic Weather



Perairan air tawar, salah satunya waduk menempati ruang yang lebih kecil  bila dibandingkan dengan lautan maupun daratan, namun demikian ekosistem air tawar memiliki peranan yang sangat penting karena merupakan sumber air rumah tangga dan industi yang murah. Perairan air tawar merupakan tempat disposal/pembuangan yang mudah dan murah.
Waduk merupakan salah satu contoh perairan tawar buatan yang dibuat dengan cara membendung sungai tertentu dengan berbagai tujuan yaitu sebagai pencegah banjir, pembangkit tenaga listrik, pensuplai air bagi kebutuhan irigasi pertanian, untuk kegiatan perikanan baik perikanan tangkap maupun budidaya karamba, dan bahkan untuk kegiatan pariwisata. Dengan demikian keberadaan waduk telah memberikan manfaat sendiri bagi masyarakat di sekiranya. Waduk mempunyai karakteristik yang berbeda dengan badan air lainnya.
Waduk menerima masukan air secara terus menerus dari sungai yang mengalirinya. Air sangat ini mengandung bahan organik dan anorganis yang dapat menyuburkan perairan waduk. Pada awal terjadinya inundasi (pengisian air), terjadi dekomposisi bahan organik berlebihan yang berasal dari perlakuan sebelum terjadi inundasi. Dengan demikian, jelas sekali bahwa semua perairan waduk akan mengalami eutrofikasi setelah 1-2 tahun inundasi karena sebagai hasil dekomposisi bahan organik. Eutrofikasi akan menyebabkan meningkatnya produksi ikan sebagai kelanjutan dari tropik level organik  dalam suatu ekosistem.
1.2    Tujuan dan Manfaat
1.2.1        Tujuan
Penelitian ini bertujuan antara lain untuk:
1.      Mengetahui apa saja alat-alat meteorologi dan klimatologi di BMKG tersebut dan bagaimana cara pengoprasiannya.
2.      Mengetahui bagaimana tujuan antara Waduk Lahor dan Waduk Sutami tersebut di bangun.
3.      Mengetahui bagaimana aktivitas masyarakat  yang berhubungan dengan pemanfaatan waduk.
4.      Memberikan rekomedasi upaya pengelolaan lingkungan perairanWaduk Lahor.





1.2.2        Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan bagi upaya pemeliharaan dan pemanfaatan perairan Waduk Lahor dan Waduk  Sutami secara berkelanjutan.

1.3    Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir penelitian merupakan acuan pemikran secara keseluruhan terhadap penelitian yang akan dilakukan. Pada kerangka pikir penelitian dikelompokkan dalam 3 aspek yaitu input, proses, dan output.

















BAB II
METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan tipe penelitian, ruang lingkup penelitian, dan lokasi penelitian.
2.1 Tipe Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Penelitian ini tidak di maksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan.
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, mengetahui langsung kualitas air waduk walaupuntidak secara langsung  mengukur kualitas air waduk serta wawancara.
2.2 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian meliputi aktivitas sosial, budaya dan ekonomi masyarakat yang berpengaruh terhadap kondisi kualitas fisika, kimia perairan, sehingga berpengaruh pula pada kondisi filoplanktondi perairan.dan pada akhirnya akan berpengaruh pada upaya pengelolaan lingkungan Wadul Lahor. Ditelaah pula kebijakan pemerintah/instansi terkait dalam pengelolaan lingkungan perairan Waduk Lahor.
2.3 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah Waduk Lahor yang terletak di Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang, Jawa Timur. Waduk Lahor terletak di sungai Lahor (anak sungai Brantas), sehingga aktivitas di Daerah Pengaliran Sungai (DPS) ini yang diwakili oleh Desa Slorok dan Desa Ngajum Kecamatan Kromengan masuk dalam wilayah penelitian karena berbagai aktivitas di DPS ini kemungkinan akan memberikan dampak bagi kondisi lingkungan waduk Lahor. Dan juga Badan Meteorologi dan Klimatologi (BMKG) yang berada di Karangkates serta Waduk Sutami yang berada di Karangkates Kabuoaten Malang.
2.5 Instrumen Penelitian
·         Alat penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan peralatan tulis menulis.
·         Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan salah satunya adalah kedua waduk itu sendiri. Kedua waduk digunakan sebagai aktivitas yang berhubungan dengan pemanfaatan waduk.
































BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Alat-alat meteorologi dan klimatologi di BMKG Karangkates dan cara       pengoprasiannya
Distasiun BMKG Karangkates Malang terdapat beberapa peralatan Meteorologi dan Geofisika yang beroperasi selama 24 jam yang penuh.
Untuk peralatan Geofisika terdapat satu buah seismograph (alat pencatat gempa bumi) jenis short period seismograph (SPS-1) yang beroperasi secara terus menerus  selama 24 jam. Data hasil pengamatan seismograph dikirim setiap hari dan pada jam-jam khusus apabila gempa yang drasakan.
Sedangkan untuk peralatan Meteorologi ada beberapa yang dioperasikan diantaranya:
1.      Penakar Hujan (Rain Fall)
2.      Alat Pengukur Sinar Matahari (Sunsine Recorder)
3.      Thermometer maksimum/minimum
4.      Thermometer bola basa/bola kering
5.      Anemometer
6.      Barometer
7.      Evaporimeter

Dari ketujuh peralatan Meteorologi diatas, data yang dihasilkan adalah data untuk keperluan Klimatologi (iklim) dan  data Synoptic (cuaca)
            Pengamatan data untuk keperluan Klimatologi  yang meliputi penguapan, suhu udara, kelembaban, tekanan dan curah hujan dilakukan setiap jam 07.00 ; 13.00 dan 18.00 waktu setempat.
            Sedangkan untuk data keperluan synoptic yang meliputi cuaca (perawanan, curah hujan, dan gangguan cuaca lainnya), suhu, udara, kelembaban, tekanan udara, dan kecepatan angin. Pengamatannya dilakukan setiap jam, dan 3 jam sekali data tersebut di kirim ke Jakarta melalui station collecting center (Surabaya atau Denpasar).


             PENAKARAN HUJAN OTOMATIS
            Jenis Heleman
            Nama alat: Rain Fall jenis Heleman
            Kegunaan: Untuk mengukur curah hujan disetiap suatu tempat
            Cara pemasangan:
            1. Tempatnya ditengah pusat daerah yang diwakilinya
            2. Dipasang ditempat terbuka dan tidak terhalang pohon atau bangunan
3. Jarak penakar hujan dari pohon atau bangunan tidak kurang dari 4 kali tinggi bangunan
·        Cara pengoperasian
        Jika hujan turun, air masuk melalui corong, kemudian terkumpul dalam tabung tempat pelampung. Air ini menyebabkan pelampung beserta tangkainya terangkat keatas. Pada tangkai pelampung terdapat tangkai pena yang gerakannya selalu mengikuti tangkai pelampung.
        Gerakan pena dicatat pada pias yang diletakkan atau digulung pada silinder jam yang dapat berputar dengan bantuan peer.
        Setelah air mencapai puncak lekungan, selang gelas berdasarkan system siphon otomatis air dalam lubang akan keluar sampai ketinggian ujung selang gelas dalam tabung. Jika hujan masih terus turun, maka pelampung akan naik kembali keatas. Dengan demikian jumlah curah hujan dapat dihitung dengan menghitung jumlah garis-garis vertikal yang terdapat pada pias.
Jenis lainnya seperti type biasa dan Bucket Elektronik (menggunakan komputer)

ALAT PENGUKUR SINAR MATAHARI (SUNSHINE RECORDER)
Jenis Cambell Stokes
v  Nama Alat : Sunshine Recorder jenis Cambell Stokes
v  Kegunaan : Untuk pengukuran lama penyinaran matahari
v  Cara Pemasangan :
        Alat dipasang ditempat terbuka sehingga sinar matahari bisa masuk ke lensa cembung tanpa halangan. Alat harus posisi  Utara-Selatan.
        Alat dipasang pada posisi lintang (08° LS) tempat pemasangan (stasiun)
v  Cara Operasional :
Temperatur mindi aca titik api yang dihasilkan oleh lensa cembung akan membakar selama ada matahari. Dari pias yang terbakar bisa dibaca berapa lama sinar matahari dalam satu pengamatan.
Catatan:
Di dalam pengoperasian terdapat 3 pias yaitu:
§  Untuk tanggal 15 Oktober sampai 28 Februari menggunakan pias
§  Untuk yanggal 1 Maret samai 11 April dn 3 September sampai 14 Oktober menggunakan pias datar
§  Untuk tanggal 12 April sampai 12 September menggunaka pias lengkung pendek
Ketiga pias diatas berlaku untukbelaan bumi selatan, sedangkan untuk belahan bumi utara pias lurus di pasang seperti biasa sedangkan pias lengkung dipertukarkan pemakaiannya (waktunya).

            THERMOMETER MAX/MIN
·        Nama Alat : Thermometer max/min
·        Kegunaan : Untuk mengukur temperature maximum dan temperatur minimum pada hari itu
·        Cara Pemasangan Alat :
§  Alat Thermometer Max dan Min bisa dipasang di dalam sangkar meteorologi
§  Sangkar alat dibuat ukuran standar dengan pintu duadi sebelah utara dan selatan
§  Jika posisi matahari disebelah selatan pintu yang dipakai pintu sebelah utara
§  Jika posisi matahari di sebelah matahari pintu yang dipakai pintu sebelah selatan. Dengan maksud agar kita saat sedang pengamatan sinar matahari tidak masuk yang bisa mempengari temperature.
§  Alat dipasang mendatar


·        Cara Kerja :
1.      Temperatur max dibaca pada sore hari. Stelah dibaca Thermometer di ayun-ayun agar air raksa bisa turun keposisi Min (untuk menunjuk ketemperature Max hari berikutnya)
2.      Temperature Min dibaca pagi hari setelah dibaca Thermometerdi miringkan agar warna biru penunjuk temperatur Min kembali ke posisi Max (agar temperature bisa menunjuk ke Min hari berikutnya)

ANEMOMETER
*      Nama Alat : Anemometer
*      Kegunaan : untuk mengukur kecepatan angin dan untuk mengetahui arah angin
*      Cara Pemasangan : Alat dipasang harus bebas dari gangguan / penghalang tiup angin, misalnya gedung dan pepohonan
*      Ada 3 jenis Anemometer:
1)      Anemometer 0,5 (dipasang sebelah selatan panci penguapan)
2)      Anemometer 2 (dua) meter
3)      Anemometer 10 (sepuluh) meter
*      Cara Kerja :
§  Spido meter yang ditunjuk Anemometer hari ini dukurangi Spido meter yang kemarin selama 24 jam
§  Untuk mengetahui kecepatan angin per jam selisih pembacaan selama 24 jam di bagi 24
§  Untuk Anemometer Recording kita bisa mengetahui angin Maximum jam berapa, angin Minimum jam berapa.
§  Arah angin bisa diketahui dengan derajat, angin 90° berarti angin darintimur, angin 270° berarti angin dari barat dan sebagainya.
Keterangan :
Arah angin : Angin Timur artinya angin dari timur ke barat
Angin Utara artinya angin dari utara ke selatan dan sebagainya.




            BAROMETER
Ø  Nama Alat : Barometer
Ø  Kegunaan : Untuk mengukur tekanan udara di suatu tempat
Ø  Cara Pemasangan :
§  Alat di pasang di ruangan bebas, maksudnya temperatur udara tidak dipengaruhi temperature peralatan yang lain, misalnya AC dan pemanas ruangan.
§  Ruangan yang terang tetapi tidak diperbolehkan  terkena sinar matahari secara langsung
§  Di pasang setinggi mata memandang ke permukaan air raksa barometer
Ø  Cara Operasional :
1.      Baca temperature pada Thermometer yang ada di bagian bawah barometer.
2.      Baca tekanan udara pada permukaan air raksa (ujung cembung). Untuk bisa lebih teliti pembacaan kita gerak-gerakkan garis penunjuk dengan memutar ulir penggerak.
3.      Tekanan udara hasil pembacaan ditambah koreksi temperature (lihat tabel udara) akan didapatkan nilai tekanan udara yang sesungguhnya dalam satu milibar (mb).

THERMOMETER BOLA BASAH-BOLA KERING
Ø  Nama Alat : Thermometer Bola Basah-Bola Kering
Ø  Kegunaan : Untuk mengetahui kelembaban udara
Ø  Cara Pemasangan :
1.      Dua buah Thermometer dipasang / di gantung pada sebuah penyangga dengan posisi sejajar vertikal.
2.      Satu buah Thermometer bagian bola air raksanya dibungkus dengan kain basah, yang kemudian disebut Thermometer Bola Basah.
3.      Penempatannya sama seperti Thermometer Maximum atau Thermometer Minimum, yaitu di dalam sangka meteo.
Ø  Cara Pengoperasian:
Dibaca seperti membaca Thermometer Maximum dan Thermometer Minimum. Kemudian hasil pembacaannya dapat di lihat pada tabel kelembaban untuk mendapatkan presentase kelembaban saat itu.
            PANCI PENGUAPAN (OPEN PAN EVAPORIMETER)
Ø  Kegunaan : Untuk mengukur besarnya penguapan selama 24 jam
Ø  Bagian-bagian:
1.      Panci bundar terbuat dari besi biasa yang dilapisi bahan anti karat dan berdiameter 122 cm dan tinggi 25,4 cm.
2.      Bejana Stillwell, yaitu sebuah tabung kecil di dalam paci untuk menjaga aid dalam bejana tetap tenang sehingga mudah untuk melakukan pengukuran.
3.      Hook Gaugee yaitu alat berbentuk seperti tali yang di gunakan untuk mengukur perubahan tinggi permukaan air dalam panci.
Ø  Cara Pengoperasian :
1.      Putar sekrup pengulir pada hook gauge sampai ujung jarum menyentuh permukaan dalam air.
2.      Baca skala yang tertulis pada hook gauge. Untuk skala vertikal menunjukkan satuannya sedangkan skala horizontal menunjukkan persepuluhan.
3.      Selisih pembacaan merupakan besarannya penguapan dalam jangka waktu peramatan

3.2Tujuan di Bangunnya Waduk Lahor dan Sutami
            Sebenarnya kedua waduk ini di bangun dengan tujuan yang sama yakni sebagai pensuplai air untuk kegiatan pertanian, pengendali banjar,  pembangkit tenaga listrik, kegiatan pariwisata dan perikanan darat. Dari berbagai tujuan dan pemanfaatan tersebut misalnya pariwisata, pertanian dan kegiatan perikanandarat dapat memberikanbeban masukan tersendiri bagi perairan waduk. Dengan demikian keberadaan karakteristik yang berbeda dengan badan air lainnya.
            Waduk menerima masukan air secara terus menerus dari sungai yang mengalirinya. Air sungai ini mengandung bahan onorganik dan anorganik yang dapat menyuburkan perairan waduk. Pada awal terjadinya inundasi (pengisian air), terjadi dekomposisi bahan organik berlebihan yang berasal dari perlakuan sebelum terjadi inindasi.
3.1.1        Waduk  Lahor
                       Waduk Lahor  sebagai Proyek Karangkates tahap II terletak kurang lebih 32 km disebelah selatan Kota Malang kearah Blitar. Waduk ini dialiri oleh sungai Dewi, Lahor dan Leso, yang disekitar ketiganya juga terdapat berbagai aktivitas masyarakat yang juga dapat memberikan beban masukan bagi perairan waduk. Beban masukan tersebut akan menjadi sumber penambahan unsur hara perairan yang juga dapat menyebabkan terjadinya berbagai masalah perairan, seperti proses eutrofikasi yang terjadi ketika beban masukan tersebut berlebihan sehingga menyebabkan turunnya kualitas air, sehingga akan mengganggu pula kehidupan fitoplankton sebagai produsen primer perairan. Selain itu beban masukan tersebut juga dapat menyebabkan terjadinya sedimentasi, karena beban masukan tersebut bisa berupa partikel-partikel tanah dan sebagainya yang terbawa sebagai  akibat dari erosi yang terjadi di daerah hulu. Akibatnya akan menyebabkan turunnya lapisan produktif perairan dan dapat memperpendek umur waduktersebut.
                      Untuk kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat dianalisa dengan metode analisa deskriptif kualitatif. Untuk analisa pengelolaan waduk dibagi dalam tiga aspek yaitu ekologis, ekonomi dan social. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa secara umum kondisi perairan Waduk Lahor masih dalam kondisi yang baik.
                     Hasil penelitian tidak memperlihatkan adanya indikasi pengaruh langsung aktivitas daratan terhadap kondisi fitoplankton yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa upaya pengelolaan yang dilakukan oleh pihak instansi terkait sudah cukup baik.

3.1.2        Waduk Sutami
                      Seperti yang saya wawancarai para petugas, waktu penelitian di Waduk Sutami bahwa Elevasi Waduk Sutami di Karangkates Kabupaten Malang selama musim penghujan ini terus mengalami kenaikan, hingga berada diatas pola normal rata-rata harian. Jika elevasi air waduk terus naik, maka Waduk Lahor di sebelah Waduk Karangkates disiapkan untuk menampung air dari Waduk Sutami.
                      Meski elevasi di Waduk Sutami cukup tinggi, namun kondisinya masih aman. Sebab elevasi puncak Waduk Sutami masih sekitar 272,5 mdpl, tutur Kepala Bagian Hukum dan Humas Perum Jasa Tirta I, Wahyu Dutonoto, Rabu, saat dihubungi dari Malang.

                             Menurut saya, nantinya jika tinggi muka air di Waduk Sutami terus naik, maka Perum PJT I akan mempertahankan elevasi di posisi 270 mdpl. Jika lebih dari itu, maka air dari Waduk Sutami akan di alirkan ke Waduk Lahorsebagai penampung dan penyimpan cadangan air dari Waduk Sutami selama ini.
                             Jika kapasitas Waduk Lahor tidak lagi bisa menampung air dari Waduk Sutami, maka air akan di arahkan ke Waduk di Nganjuk. Nantinya waduk yang terkoneksi dengan Waduk Sutami akan bisa difungsikan.
                             Selain itu, Perum PJT I menurut Wahyu selama ini telah menyiapkan sistem siaga banjir dini, jika suatu kapasitas air dari Waduk Sutami sangat tinggi. Perum PJT I sudah menyiapkan tiga jenis siaga yaitu siaga hijau, kuning, dan merah.
                             Waduk Sutami dinyatakan siaga hijau jika elevasi air mencapai posisi puncaknya di 272 mdpl. Dinyatakan siaga kuning jika tinggi muka air mencapai 274 mdpl. Dan dinyatakan siaga merah  jika tinggi muka air mencapai 275,5 mdpl.
3.2        Aktivitas masyarakat yang berhubungan dengan pemanfaatan Baduk
              Kita tahu bahwa kondisi fitoplankton di perairan dipengaruhi oleh kondisi kualitas peairan, sedangkan kondisi kualitas perairan itu sendiri mungkin juga dipengaruhi oleh berbagai aktivitas yang terjadi di daratan, walaupun kegiatan penelitian ini tidak sampai pada kondisi fitoplankton tetapi sesuai dengan apa yang sudah kita pelajari lewat pengalaman maupun dalam buku. Dalam penelitian ini, sampel masyarakat yang di ambil meliputi pemilik rumah makan, petani ikan, pengunjung waduk, pengelola waduk, tokoh masyarakat, petani, nelayan dan penduduk di sekitar DPS maupun di sekitar waduk. Lokasi sampling masyarakat ini adalah di Daerah Pengaliran sungai (DPS) dan daerah sekitar waduk yang dianggap paling memberi pengaruh terhadap kondisi perairan waduk.

3.2.1        Aktivitas Masyarakat
          Daerah Penaliran Sungai (DPS) waduk yang diambil sebagai sampel adalah dua desa pada satu kecamatan yaitu Desa Slorok dan Desa Ngajum, Kecamatan Kromengan. Sedangkan daerah sekitar waduk adalah Desa Karangkates. Berdasarkan hasil pengamatan di lapang, diketahui bahwa aktivitas yang berhubungan dengan pemanfaatan sumberdaya air yang terlihat nyata di DPS adalah aktivitas pertanian dan sedikit sekali ditemukan rumah-rumah penduduk. Sedangkan pada daerah sekitar waduk aktivitas yang nampak antara lain kegiatan pariwisata, pertanian, dan perikanan darat.
          Masyarakat sekitar waduk, banyak memanfaatkan perairan waduk sebagai media budidaya perikanan air tawar. Kegiatan budidaya yang ada disini merupakan kegiatan pembesaran ikan dengan menggunakan karamba jaring apung maupun jaring sekat. Ikan yang dibudidayakan adalah jenis ikan nila.Untuk menampung hasil ikan bubidaya maupun hasil tangkapan nelayan, maka pihak pengelola menyediakan Pusat Pendaratan Ikan (PPI) yang terletak di tepi waduk, Selain itu, kegiatan lain yang ada disekitar waduk adalah kegiatan pariwisata, dimana untuk pengunjung kelancaran kegiatan ini pihak pengelola menyediakan beberapa sarana dan prasarana seperti perahu wisata, akses jalan yang mudah, arena bermain, rumah makan, dan halaman parkir.

3.2.2        Pemanfaatan Waduk Oleh Masyarakat
          Keberadaan waduk tentu memberi manfaat tersendiri bagi masyarakat terutama masyarakat yang daerahnya terendam karena pembangunan waduk. Berbagai aktivitas yang dilakukan masyarakat disekitar wadukdalam pemanfaatan wadukantara lai kegiatan pertanian, pariwisata, dan perikanan darat. Pada Daerah Pengaliran Sungai (DPS) di hulu, air sungai digunakan oleh sebagian masyarakat untuk mengairi lahan pertanian , dan sebagian penduduk yang lain menggunakan air nirigasi untuk mengairi lahan pertanian mereka. Pada daerah pemukiman penduduk disekitar waduk maupun di DPS tidak menggunakan air sungai maupun waduk untukmemenuhi kebutuhan sehari-hari sumberdaya air mereka, karenamereka sudah menggunakan air PAM (Perusahaan Air Minum) maupun air sumur.
          Selain itu kegiatan wisata, waduk ini juga dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya karamba, budidaya jaring sekat dan penangkapan ikan baik dengan menggunkan pancing maupun jala (brajang). Dan penangkapan ikan ini dilakukan hampir disemua bagian waduk.



BAB IV
PENUTUP

4.1  Kesimpulan
          Waduk Lahor adalah suatu waduk yang berada di perbatasan antara Kabupaten Malang dan Kabupaten Blitar. Waduk ini dibangun untuk meningkatkan kualitas pertanian dengan pengaturan debit air, fungsinya bagi pertanian sungguh sangat diperlukan. Sealin itu untuk PAM (Perusahaan Air Minum) dan juga masih banyak manfaat waduk lainnya.
























DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Tujuan dan Manfaat
1.3  Kerangka Pikir Penelitian
BAB II METODE PENELITIAN
2.1 Tipe Penelitian
2.2 Ruang Lingkup Penelitian
2.3 Lokasi Penelitian
2.5 Instrumen Penelitian
BAB III PEMBAHASAN
3.1Alat-alat meteorologi dan klimatologi di BMKG Karangkates dan cara pengoperasiannya
3.2Tujuan di bangunnya Waduk Lahor dan Sutami
3.3Aktivitas masyarakat yang berhubungan dengan pemanfaatan waduk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar