LAPORAN HASIL OBSERVASI DI BMKG
KARANGKATES DAN
EVALUASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PERAIRAN WADUK LAHOR DAN WADUK SUTAMI
KABUPATEN
MALANG JAWA TIMUR
DISUSUN OLEH
DEWI NADIA IHZANA
(110401050106)
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KANJURUHAN
MALANG
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT,
karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan “Hasil
Observasi di BMKG Karangkates dan Evaluasi Pengelolaan Lingkungan Perairan
Waduk Lahor dan Waduk Sutami Kabupaten Malang Jawa Timur”. Hasil penelitian ini
diharapkan akan mampu memberikan masukan dalam upaya pengelolaan lingkungan
perairan waduk agar waduk tetap dapat berjalan sesuai dengan fungsinya.
Dalam menyelesaikan laporan ini,
penulis telah mendapatkan begitu banyak bantuan baik berupa materi, fisik
maupun spiritual sehingga laporan ini bisa terselesaikan. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak
Drs. Mukhtam Katenun M.Pd selaku pembimbing utama yang telah membimbing kami
dalam melakukan kegiatan penelitian tersebut, dan memberikan banyak masukan
serta dukungan sehingga laporan akhir ini dapat terselesaikan.
2. Ibu
Endang Sudjati M.Pd selaku pembimbing kedua, yang telah meluangkan waktu dan
kesempatan dalam membimbing kami melakukan kegiatan penelitian serta atas
segala masukan saran dan kritik, sehingga terselesaikannya laporan ini.
3. Ibu
Onik Farida S.Pd selaku pembimbing ketiga, yang juga telah mengorbankan untuk
membimbing kami dalam melakukan kegiatan penelitian serta atas segala masukan
saran dan kritik sehingga terselesaikannya laporan ini.
4. Teman-teman
Mahasiswa program studi Geografi Kelas C Angkatan 2011 yang telah memberikan
masukan berupa motivasi dalam rangka menyelesaikan laporan.
Penulis
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis mengharapkan
saran, kritik yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan laporan ini. Semoga
penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak yang membutuhkan.
Malang, 15 Desember 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Badan
Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) merupakan salah satu badan khusus
yang bertugas menangani berbagai fenomena alam yang ada di permukaan bumi.
PROFIL
STASIUN GEOFISIKA KARANGKATES MALANG
Staf
pengamat meteorologi dan Geofisika kelas III Karangkates Malang
A. Sekilas
sejarah stasiun geofisika Karangkates Malang
Pengamatan gempa bumi
dilakukan sejak tanggal 28 Juli 1972. Ketika itu, kegiatan pengamatan gempa
bumi di Karangkates merupakan bagian jaringan gempa bumi di Asia Tenggara.
Kantor pengamatan di Karangkates didirikan pada tahun 1983, di bagian laborat
yang dikenakan dengan aktifitas di laborat juga mengamati beberapa unsur cuaca.
B. Tugas
BMKG
Melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang meteorologi dan klimatologi serta geofisika.
C. Peralatan
Observasi Meteorologi dan Klimatologi di stasiun Geofisika
1. Barometer
2. Termometer
3. Penakar
Hujan
4. Penakar
Hujan Otomatis
5. Open
Pan Evaporimeter
6. Anemometer
7. Camblestoks
8. Automatic
Weather
Perairan
air tawar, salah satunya waduk menempati ruang yang lebih kecil bila dibandingkan dengan lautan maupun
daratan, namun demikian ekosistem air tawar memiliki peranan yang sangat
penting karena merupakan sumber air rumah tangga dan industi yang murah.
Perairan air tawar merupakan tempat disposal/pembuangan yang mudah dan murah.
Waduk
merupakan salah satu contoh perairan tawar buatan yang dibuat dengan cara
membendung sungai tertentu dengan berbagai tujuan yaitu sebagai pencegah
banjir, pembangkit tenaga listrik, pensuplai air bagi kebutuhan irigasi
pertanian, untuk kegiatan perikanan baik perikanan tangkap maupun budidaya
karamba, dan bahkan untuk kegiatan pariwisata. Dengan demikian keberadaan waduk
telah memberikan manfaat sendiri bagi masyarakat di sekiranya. Waduk mempunyai
karakteristik yang berbeda dengan badan air lainnya.
Waduk
menerima masukan air secara terus menerus dari sungai yang mengalirinya. Air
sangat ini mengandung bahan organik dan anorganis yang dapat menyuburkan
perairan waduk. Pada awal terjadinya inundasi (pengisian air), terjadi
dekomposisi bahan organik berlebihan yang berasal dari perlakuan sebelum
terjadi inundasi. Dengan demikian, jelas sekali bahwa semua perairan waduk akan
mengalami eutrofikasi setelah 1-2 tahun inundasi karena sebagai hasil
dekomposisi bahan organik. Eutrofikasi akan menyebabkan meningkatnya produksi
ikan sebagai kelanjutan dari tropik level organik dalam suatu ekosistem.
1.2
Tujuan
dan Manfaat
1.2.1
Tujuan
Penelitian
ini bertujuan antara lain untuk:
1. Mengetahui
apa saja alat-alat meteorologi dan klimatologi di BMKG tersebut dan bagaimana
cara pengoprasiannya.
2. Mengetahui
bagaimana tujuan antara Waduk Lahor dan Waduk Sutami tersebut di bangun.
3. Mengetahui
bagaimana aktivitas masyarakat yang
berhubungan dengan pemanfaatan waduk.
4. Memberikan
rekomedasi upaya pengelolaan lingkungan perairanWaduk Lahor.
1.2.2
Manfaat
Manfaat
dari penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan bagi upaya pemeliharaan
dan pemanfaatan perairan Waduk Lahor dan Waduk
Sutami secara berkelanjutan.
1.3
Kerangka
Pikir Penelitian
Kerangka
pikir penelitian merupakan acuan pemikran secara keseluruhan terhadap
penelitian yang akan dilakukan. Pada kerangka pikir penelitian dikelompokkan
dalam 3 aspek yaitu input, proses, dan output.
BAB
II
METODE
PENELITIAN
Dalam bab ini
diuraikan tipe penelitian, ruang lingkup penelitian, dan lokasi penelitian.
2.1 Tipe Penelitian
Penelitian
ini termasuk dalam penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada menurut apa adanya
pada saat penelitian dilakukan. Penelitian ini tidak di maksudkan untuk menguji
hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu
variabel, gejala atau keadaan.
Pengumpulan
data dilakukan melalui observasi, mengetahui langsung kualitas air waduk
walaupuntidak secara langsung mengukur
kualitas air waduk serta wawancara.
2.2 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang
lingkup penelitian meliputi aktivitas sosial, budaya dan ekonomi masyarakat
yang berpengaruh terhadap kondisi kualitas fisika, kimia perairan, sehingga
berpengaruh pula pada kondisi filoplanktondi perairan.dan pada akhirnya akan
berpengaruh pada upaya pengelolaan lingkungan Wadul Lahor. Ditelaah pula
kebijakan pemerintah/instansi terkait dalam pengelolaan lingkungan perairan
Waduk Lahor.
2.3 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian
adalah Waduk Lahor yang terletak di Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang,
Jawa Timur. Waduk Lahor terletak di sungai Lahor (anak sungai Brantas),
sehingga aktivitas di Daerah Pengaliran Sungai (DPS) ini yang diwakili oleh
Desa Slorok dan Desa Ngajum Kecamatan Kromengan masuk dalam wilayah penelitian
karena berbagai aktivitas di DPS ini kemungkinan akan memberikan dampak bagi
kondisi lingkungan waduk Lahor. Dan juga Badan Meteorologi dan Klimatologi
(BMKG) yang berada di Karangkates serta Waduk Sutami yang berada di Karangkates
Kabuoaten Malang.
2.5 Instrumen Penelitian
·
Alat penelitian
Alat
yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan peralatan tulis menulis.
·
Bahan Penelitian
Bahan
penelitian yang digunakan salah satunya adalah kedua waduk itu sendiri. Kedua
waduk digunakan sebagai aktivitas yang berhubungan dengan pemanfaatan waduk.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Alat-alat meteorologi dan klimatologi di BMKG
Karangkates dan cara pengoprasiannya
Distasiun
BMKG Karangkates Malang terdapat beberapa peralatan Meteorologi dan Geofisika
yang beroperasi selama 24 jam yang penuh.
Untuk
peralatan Geofisika terdapat satu buah seismograph (alat pencatat gempa bumi)
jenis short period seismograph (SPS-1) yang beroperasi secara terus
menerus selama 24 jam. Data hasil
pengamatan seismograph dikirim setiap hari dan pada jam-jam khusus apabila
gempa yang drasakan.
Sedangkan
untuk peralatan Meteorologi ada beberapa yang dioperasikan diantaranya:
1. Penakar
Hujan (Rain Fall)
2. Alat
Pengukur Sinar Matahari (Sunsine Recorder)
3. Thermometer
maksimum/minimum
4. Thermometer
bola basa/bola kering
5. Anemometer
6. Barometer
7. Evaporimeter
Dari
ketujuh peralatan Meteorologi diatas, data yang dihasilkan adalah data untuk
keperluan Klimatologi (iklim) dan data
Synoptic (cuaca)
Pengamatan data untuk keperluan
Klimatologi yang meliputi penguapan,
suhu udara, kelembaban, tekanan dan curah hujan dilakukan setiap jam 07.00 ;
13.00 dan 18.00 waktu setempat.
Sedangkan untuk data keperluan
synoptic yang meliputi cuaca (perawanan, curah hujan, dan gangguan cuaca
lainnya), suhu, udara, kelembaban, tekanan udara, dan kecepatan angin.
Pengamatannya dilakukan setiap jam, dan 3 jam sekali data tersebut di kirim ke
Jakarta melalui station collecting center (Surabaya atau Denpasar).
PENAKARAN HUJAN OTOMATIS
Jenis
Heleman
Nama alat: Rain Fall jenis Heleman
Kegunaan: Untuk mengukur curah hujan
disetiap suatu tempat
Cara pemasangan:
1. Tempatnya ditengah pusat daerah
yang diwakilinya
2. Dipasang ditempat terbuka dan
tidak terhalang pohon atau bangunan
3.
Jarak penakar hujan dari pohon atau bangunan tidak kurang dari 4 kali tinggi
bangunan
·
Cara pengoperasian
Jika hujan turun, air masuk melalui
corong, kemudian terkumpul dalam tabung tempat pelampung. Air ini menyebabkan
pelampung beserta tangkainya terangkat keatas. Pada tangkai pelampung terdapat
tangkai pena yang gerakannya selalu mengikuti tangkai pelampung.
Gerakan pena dicatat pada pias yang
diletakkan atau digulung pada silinder jam yang dapat berputar dengan bantuan
peer.
Setelah air mencapai puncak lekungan,
selang gelas berdasarkan system siphon otomatis air dalam lubang akan keluar
sampai ketinggian ujung selang gelas dalam tabung. Jika hujan masih terus
turun, maka pelampung akan naik kembali keatas. Dengan demikian jumlah curah
hujan dapat dihitung dengan menghitung jumlah garis-garis vertikal yang
terdapat pada pias.
Jenis lainnya seperti
type biasa dan Bucket Elektronik (menggunakan komputer)
ALAT PENGUKUR SINAR
MATAHARI (SUNSHINE RECORDER)
Jenis Cambell Stokes
v Nama
Alat : Sunshine Recorder jenis Cambell Stokes
v Kegunaan
: Untuk pengukuran lama penyinaran matahari
v Cara
Pemasangan :
Alat dipasang ditempat terbuka sehingga
sinar matahari bisa masuk ke lensa cembung tanpa halangan. Alat harus
posisi Utara-Selatan.
Alat dipasang pada posisi lintang (08°
LS) tempat pemasangan (stasiun)
v Cara
Operasional :
Temperatur
mindi aca titik api yang dihasilkan oleh lensa cembung akan membakar selama ada
matahari. Dari pias yang terbakar bisa dibaca berapa lama sinar matahari dalam
satu pengamatan.
Catatan:
Di
dalam pengoperasian terdapat 3 pias yaitu:
§ Untuk
tanggal 15 Oktober sampai 28 Februari menggunakan pias
§ Untuk
yanggal 1 Maret samai 11 April dn 3 September sampai 14 Oktober menggunakan
pias datar
§ Untuk
tanggal 12 April sampai 12 September menggunaka pias lengkung pendek
Ketiga
pias diatas berlaku untukbelaan bumi selatan, sedangkan untuk belahan bumi
utara pias lurus di pasang seperti biasa sedangkan pias lengkung dipertukarkan
pemakaiannya (waktunya).
THERMOMETER
MAX/MIN
·
Nama Alat : Thermometer
max/min
·
Kegunaan : Untuk
mengukur temperature maximum dan temperatur minimum pada hari itu
·
Cara Pemasangan Alat :
§ Alat
Thermometer Max dan Min bisa dipasang di dalam sangkar meteorologi
§ Sangkar
alat dibuat ukuran standar dengan pintu duadi sebelah utara dan selatan
§ Jika
posisi matahari disebelah selatan pintu yang dipakai pintu sebelah utara
§ Jika
posisi matahari di sebelah matahari pintu yang dipakai pintu sebelah selatan.
Dengan maksud agar kita saat sedang pengamatan sinar matahari tidak masuk yang
bisa mempengari temperature.
§ Alat
dipasang mendatar
·
Cara Kerja :
1.
Temperatur max dibaca
pada sore hari. Stelah dibaca Thermometer di ayun-ayun agar air raksa bisa
turun keposisi Min (untuk menunjuk ketemperature Max hari berikutnya)
2. Temperature
Min dibaca pagi hari setelah dibaca Thermometerdi miringkan agar warna biru
penunjuk temperatur Min kembali ke posisi Max (agar temperature bisa menunjuk
ke Min hari berikutnya)
ANEMOMETER
Nama Alat : Anemometer
Kegunaan : untuk
mengukur kecepatan angin dan untuk mengetahui arah angin
Cara Pemasangan : Alat
dipasang harus bebas dari gangguan / penghalang tiup angin, misalnya gedung dan
pepohonan
Ada 3 jenis Anemometer:
1)
Anemometer 0,5
(dipasang sebelah selatan panci penguapan)
2)
Anemometer 2 (dua)
meter
3)
Anemometer 10 (sepuluh)
meter
Cara Kerja :
§ Spido
meter yang ditunjuk Anemometer hari ini dukurangi Spido meter yang kemarin
selama 24 jam
§ Untuk
mengetahui kecepatan angin per jam selisih pembacaan selama 24 jam di bagi 24
§ Untuk
Anemometer Recording kita bisa mengetahui angin Maximum jam berapa, angin
Minimum jam berapa.
§ Arah
angin bisa diketahui dengan derajat, angin 90° berarti angin darintimur, angin
270° berarti angin dari barat dan sebagainya.
Keterangan
:
Arah
angin : Angin Timur artinya angin dari timur ke barat
Angin
Utara artinya angin dari utara ke selatan dan sebagainya.
BAROMETER
Ø Nama
Alat : Barometer
Ø Kegunaan
: Untuk mengukur tekanan udara di suatu tempat
Ø Cara
Pemasangan :
§ Alat
di pasang di ruangan bebas, maksudnya temperatur udara tidak dipengaruhi
temperature peralatan yang lain, misalnya AC dan pemanas ruangan.
§ Ruangan
yang terang tetapi tidak diperbolehkan
terkena sinar matahari secara langsung
§ Di
pasang setinggi mata memandang ke permukaan air raksa barometer
Ø Cara
Operasional :
1.
Baca temperature pada
Thermometer yang ada di bagian bawah barometer.
2.
Baca tekanan udara pada
permukaan air raksa (ujung cembung). Untuk bisa lebih teliti pembacaan kita
gerak-gerakkan garis penunjuk dengan memutar ulir penggerak.
3.
Tekanan udara hasil
pembacaan ditambah koreksi temperature (lihat tabel udara) akan didapatkan
nilai tekanan udara yang sesungguhnya dalam satu milibar (mb).
THERMOMETER BOLA
BASAH-BOLA KERING
Ø Nama
Alat : Thermometer Bola Basah-Bola Kering
Ø Kegunaan
: Untuk mengetahui kelembaban udara
Ø Cara
Pemasangan :
1.
Dua buah Thermometer
dipasang / di gantung pada sebuah penyangga dengan posisi sejajar vertikal.
2.
Satu buah Thermometer
bagian bola air raksanya dibungkus dengan kain basah, yang kemudian disebut
Thermometer Bola Basah.
3.
Penempatannya sama
seperti Thermometer Maximum atau Thermometer Minimum, yaitu di dalam sangka
meteo.
Ø Cara
Pengoperasian:
Dibaca
seperti membaca Thermometer Maximum dan Thermometer Minimum. Kemudian hasil
pembacaannya dapat di lihat pada tabel kelembaban untuk mendapatkan presentase
kelembaban saat itu.
PANCI
PENGUAPAN (OPEN PAN EVAPORIMETER)
Ø Kegunaan
: Untuk mengukur besarnya penguapan selama 24 jam
Ø Bagian-bagian:
1.
Panci bundar terbuat
dari besi biasa yang dilapisi bahan anti karat dan berdiameter 122 cm dan
tinggi 25,4 cm.
2.
Bejana Stillwell, yaitu
sebuah tabung kecil di dalam paci untuk menjaga aid dalam bejana tetap tenang
sehingga mudah untuk melakukan pengukuran.
3.
Hook Gaugee yaitu alat
berbentuk seperti tali yang di gunakan untuk mengukur perubahan tinggi
permukaan air dalam panci.
Ø Cara
Pengoperasian :
1.
Putar sekrup pengulir
pada hook gauge sampai ujung jarum menyentuh permukaan dalam air.
2.
Baca skala yang
tertulis pada hook gauge. Untuk skala vertikal menunjukkan satuannya sedangkan
skala horizontal menunjukkan persepuluhan.
3.
Selisih pembacaan
merupakan besarannya penguapan dalam jangka waktu peramatan
3.2Tujuan di Bangunnya
Waduk Lahor dan Sutami
Sebenarnya kedua waduk
ini di bangun dengan tujuan yang sama yakni sebagai pensuplai air untuk
kegiatan pertanian, pengendali banjar,
pembangkit tenaga listrik, kegiatan pariwisata dan perikanan darat. Dari
berbagai tujuan dan pemanfaatan tersebut misalnya pariwisata, pertanian dan
kegiatan perikanandarat dapat memberikanbeban masukan tersendiri bagi perairan
waduk. Dengan demikian keberadaan karakteristik yang berbeda dengan badan air
lainnya.
Waduk menerima masukan air secara
terus menerus dari sungai yang mengalirinya. Air sungai ini mengandung bahan
onorganik dan anorganik yang dapat menyuburkan perairan waduk. Pada awal
terjadinya inundasi (pengisian air), terjadi dekomposisi bahan organik
berlebihan yang berasal dari perlakuan sebelum terjadi inindasi.
3.1.1
Waduk Lahor
Waduk Lahor sebagai Proyek Karangkates tahap II terletak
kurang lebih 32 km disebelah selatan Kota Malang kearah Blitar. Waduk ini
dialiri oleh sungai Dewi, Lahor dan Leso, yang disekitar ketiganya juga
terdapat berbagai aktivitas masyarakat yang juga dapat memberikan beban masukan
bagi perairan waduk. Beban masukan tersebut akan menjadi sumber penambahan
unsur hara perairan yang juga dapat menyebabkan terjadinya berbagai masalah
perairan, seperti proses eutrofikasi yang terjadi ketika beban masukan tersebut
berlebihan sehingga menyebabkan turunnya kualitas air, sehingga akan mengganggu
pula kehidupan fitoplankton sebagai produsen primer perairan. Selain itu beban
masukan tersebut juga dapat menyebabkan terjadinya sedimentasi, karena beban
masukan tersebut bisa berupa partikel-partikel tanah dan sebagainya yang
terbawa sebagai akibat dari erosi yang
terjadi di daerah hulu. Akibatnya akan menyebabkan turunnya lapisan produktif
perairan dan dapat memperpendek umur waduktersebut.
Untuk kondisi sosial, ekonomi
dan budaya masyarakat dianalisa dengan metode analisa deskriptif kualitatif.
Untuk analisa pengelolaan waduk dibagi dalam tiga aspek yaitu ekologis, ekonomi
dan social. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa secara umum kondisi perairan
Waduk Lahor masih dalam kondisi yang baik.
Hasil penelitian tidak
memperlihatkan adanya indikasi pengaruh langsung aktivitas daratan terhadap
kondisi fitoplankton yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa upaya pengelolaan yang
dilakukan oleh pihak instansi terkait sudah cukup baik.
3.1.2
Waduk
Sutami
Seperti yang saya
wawancarai para petugas, waktu penelitian di Waduk Sutami bahwa Elevasi Waduk
Sutami di Karangkates Kabupaten Malang selama musim penghujan ini terus
mengalami kenaikan, hingga berada diatas pola normal rata-rata harian. Jika
elevasi air waduk terus naik, maka Waduk Lahor di sebelah Waduk Karangkates
disiapkan untuk menampung air dari Waduk Sutami.
Meski elevasi di Waduk
Sutami cukup tinggi, namun kondisinya masih aman. Sebab elevasi puncak Waduk
Sutami masih sekitar 272,5 mdpl, tutur Kepala Bagian Hukum dan Humas Perum Jasa
Tirta I, Wahyu Dutonoto, Rabu, saat dihubungi dari Malang.
Menurut saya,
nantinya jika tinggi muka air di Waduk Sutami terus naik, maka Perum PJT I akan
mempertahankan elevasi di posisi 270 mdpl. Jika lebih dari itu, maka air dari
Waduk Sutami akan di alirkan ke Waduk Lahorsebagai penampung dan penyimpan
cadangan air dari Waduk Sutami selama ini.
Jika kapasitas
Waduk Lahor tidak lagi bisa menampung air dari Waduk Sutami, maka air akan di
arahkan ke Waduk di Nganjuk. Nantinya waduk yang terkoneksi dengan Waduk Sutami
akan bisa difungsikan.
Selain itu, Perum
PJT I menurut Wahyu selama ini telah menyiapkan sistem siaga banjir dini, jika
suatu kapasitas air dari Waduk Sutami sangat tinggi. Perum PJT I sudah
menyiapkan tiga jenis siaga yaitu siaga hijau, kuning, dan merah.
Waduk Sutami
dinyatakan siaga hijau jika elevasi air mencapai posisi puncaknya di 272 mdpl.
Dinyatakan siaga kuning jika tinggi muka air mencapai 274 mdpl. Dan dinyatakan
siaga merah jika tinggi muka air mencapai
275,5 mdpl.
3.2
Aktivitas
masyarakat yang berhubungan dengan pemanfaatan Baduk
Kita tahu bahwa kondisi
fitoplankton di perairan dipengaruhi oleh kondisi kualitas peairan, sedangkan
kondisi kualitas perairan itu sendiri mungkin juga dipengaruhi oleh berbagai
aktivitas yang terjadi di daratan, walaupun kegiatan penelitian ini tidak
sampai pada kondisi fitoplankton tetapi sesuai dengan apa yang sudah kita
pelajari lewat pengalaman maupun dalam buku. Dalam penelitian ini, sampel
masyarakat yang di ambil meliputi pemilik rumah makan, petani ikan, pengunjung
waduk, pengelola waduk, tokoh masyarakat, petani, nelayan dan penduduk di
sekitar DPS maupun di sekitar waduk. Lokasi sampling masyarakat ini adalah di
Daerah Pengaliran sungai (DPS) dan daerah sekitar waduk yang dianggap paling
memberi pengaruh terhadap kondisi perairan waduk.
3.2.1
Aktivitas
Masyarakat
Daerah Penaliran Sungai (DPS) waduk
yang diambil sebagai sampel adalah dua desa pada satu kecamatan yaitu Desa
Slorok dan Desa Ngajum, Kecamatan Kromengan. Sedangkan daerah sekitar waduk
adalah Desa Karangkates. Berdasarkan hasil pengamatan di lapang, diketahui
bahwa aktivitas yang berhubungan dengan pemanfaatan sumberdaya air yang
terlihat nyata di DPS adalah aktivitas pertanian dan sedikit sekali ditemukan
rumah-rumah penduduk. Sedangkan pada daerah sekitar waduk aktivitas yang nampak
antara lain kegiatan pariwisata, pertanian, dan perikanan darat.
Masyarakat sekitar waduk, banyak
memanfaatkan perairan waduk sebagai media budidaya perikanan air tawar.
Kegiatan budidaya yang ada disini merupakan kegiatan pembesaran ikan dengan
menggunakan karamba jaring apung maupun jaring sekat. Ikan yang dibudidayakan
adalah jenis ikan nila.Untuk menampung hasil ikan bubidaya maupun hasil
tangkapan nelayan, maka pihak pengelola menyediakan Pusat Pendaratan Ikan (PPI)
yang terletak di tepi waduk, Selain itu, kegiatan lain yang ada disekitar waduk
adalah kegiatan pariwisata, dimana untuk pengunjung kelancaran kegiatan ini
pihak pengelola menyediakan beberapa sarana dan prasarana seperti perahu
wisata, akses jalan yang mudah, arena bermain, rumah makan, dan halaman parkir.
3.2.2
Pemanfaatan
Waduk Oleh Masyarakat
Keberadaan
waduk tentu memberi manfaat tersendiri bagi masyarakat terutama masyarakat yang
daerahnya terendam karena pembangunan waduk. Berbagai aktivitas yang dilakukan
masyarakat disekitar wadukdalam pemanfaatan wadukantara lai kegiatan pertanian,
pariwisata, dan perikanan darat. Pada Daerah Pengaliran Sungai (DPS) di hulu,
air sungai digunakan oleh sebagian masyarakat untuk mengairi lahan pertanian ,
dan sebagian penduduk yang lain menggunakan air nirigasi untuk mengairi lahan
pertanian mereka. Pada daerah pemukiman penduduk disekitar waduk maupun di DPS
tidak menggunakan air sungai maupun waduk untukmemenuhi kebutuhan sehari-hari
sumberdaya air mereka, karenamereka sudah menggunakan air PAM (Perusahaan Air
Minum) maupun air sumur.
Selain itu kegiatan wisata, waduk ini
juga dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya karamba, budidaya jaring sekat dan
penangkapan ikan baik dengan menggunkan pancing maupun jala (brajang). Dan
penangkapan ikan ini dilakukan hampir disemua bagian waduk.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Waduk Lahor adalah suatu waduk yang
berada di perbatasan antara Kabupaten Malang dan Kabupaten Blitar. Waduk ini
dibangun untuk meningkatkan kualitas pertanian dengan pengaturan debit air,
fungsinya bagi pertanian sungguh sangat diperlukan. Sealin itu untuk PAM
(Perusahaan Air Minum) dan juga masih banyak manfaat waduk lainnya.
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan dan Manfaat
1.3 Kerangka Pikir Penelitian
BAB II METODE PENELITIAN
2.1 Tipe Penelitian
2.2 Ruang Lingkup Penelitian
2.3 Lokasi Penelitian
2.5 Instrumen
Penelitian
BAB III PEMBAHASAN
3.1Alat-alat meteorologi dan klimatologi
di BMKG Karangkates dan cara pengoperasiannya
3.2Tujuan di bangunnya Waduk Lahor dan
Sutami
3.3Aktivitas masyarakat yang berhubungan
dengan pemanfaatan waduk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar