MAKALAH
ILMU
SIHIR DAPAT MERUSAK AQIDAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam
Dosen Pembina : Imam Ghozali, S.Ag
DISUSUN
OLEH :
Dewi
Nadia Ihzana (110401050106)
Universitas Kanjuruhan Malang
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Geografi
Januari 2012
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah
dengan taufiq dan inayah dari Allah SWT, makalah tentang Aqidah Islamiyah ini
dapat disusun dan disajikan sebagai tugas dari mata kuliah Pendidikan Agama
Islam, dan sebagai bahan diskusi dengan harapan semoga materi ini menjadi
pegangan ajaran tauhid atau keimanan kita, yang selama ini secara tidak terasa
keliru karena bercampur baur dengan ajaran-ajaran non Islam, ataupun tradisi
dari peninggalan nenek moyang kita, sehingga tidak dapat lagi membedakan mana
yang benar dan mana pula yang salah.
Sebagai
bukti nyata dari kekeliruan ini, timbullah suatu semboyan “semua agama adalah
sama dan baik”. Hilanglah ajaran agama yang asli yang datangnya dari Sang
Khaliq (Allah SWT), karena telah diubah oleh tangan-tangan jahil manusia dan
diprakarsai oleh hawa nafsu yang sesat. Beruntunglah mereka yang sadar dan mau
menganalisa, meneliti, membina dan memantapkan Aqidah Islamiyah atau
keimanannya, dengan berlandaskan kepada Al-Quran dan Hadits serta mau
mempergunakan ratio yang sehat.
Mudah-mudahan
dengan seizin Allah SWT, makalah ini dapat menyumbangkan jasanya untuk membina
dan memantapkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT.
Akhirnya
harapan penyusun kepada para pembaca, kiranya tidak jemu-jemu memberikan
koreksi dan kritik untuk memperbaiki materi ini. Sebab kekurangan sudah barang
tentu selalu terdapat pada insan yang dhaif.
Untuk
itu, penyusun akan menunggu dan menerima dengan segala senang hati, diiringi
ucapan ribuan terima kasih. Semoga Allah SWT jugalah yang akan memberi imbalan
pahala yang tidak terhingga kepada segenap pihak yang suka membantu untuk
mencari kebenaran dalam ajaran agama yang diridhaiNya. Amin.
Malang,
17 Januari 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap agama memiliki keimanan yang berbeda seperti
halnya dalam islam dikenal dengan aqidah. Berikut ini adalah transkrip dari
ceramah yang disampaikan oleh Abul Abbas Musa Richardson yang
berjudul The Evils of Harry Potter and the kufr of Magic. Naskah
ini awalnya ditranskrip dan diterjemahkan secara ringkas oleh Al-Akh
Anas Fauzi Rakhman, kemudian di edit dan di lengkapi berdasarkan hasil
transkrip oleh Ummu Yusuf dari Srilanka. Semoga bisa bermanfaat dan kami doakan,
“Jazakumullahu khairan,” untuk semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
penyusunan artikel ini.
Sesungguhnya
pujian hanya milik Allah, kami memuji-Nya, kami memohon pertolongan dan ampunan
kepada-Nya. Kami juga berlindung kepada Allah dari kejelekan jiwa-jiwa kami dan
jeleknya amalan-amalan kami. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk maka tidak
ada yang bisa menyesatkannya dan barang siapa yang disesatkan Allah maka tidak
ada yang bisa memberinya petunjuk. Dan aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang
berhak) disembah melainkan Allah saja dan tidak ada sekutu bagi-Nya dan aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Amma ba’du (Adapun
setelahnya).
Dan sesungguhnya sebaik-baik berita adalah kitabullah
(Al-Quran) dan sebaik-baik hidayah (bayinah)/bimbingan adalah bimbingan dari
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan sejelek-jelek perkara adalah yang
muhdats (baru) dalam agama karena setiap yang baru dalam agama itu bid’ah dan
setiap bid’ah itu sesat dan kesesatan tempatnya di neraka.
Kali ini kita akan membahas sesuatu topik yang sangat
penting yang harus dimengerti dan dipahami secara baik, hal ini dikarenakan
pembahasan menyangkut masalah keimanan dan aqidah, bukan masalah yang bisa
disepelekan dan dikatakan tidak relevan dengan perkembangan zaman.
Musuh kebaikan, Iblis laknatullah ‘alaih (laknat
atasnya) mempunyai beragam cara dan berbagai arah untuk menyesatkan anak Adam,
syaitan telah berjanji kepada Allah untuk menyesatkan sampai hanya didapati
sedikit manusia yang bersyukur, disebutkan dalam Al-Quran:
“Demi kekuasaan Engkau sungguh aku (iblis) akan
menyesatkan manusia semuanya.” (Shad: 82)
Dan pada ayat yang lain:
“Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya
tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau
yang lurus,”
Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan
dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan
mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (Al A’raaf 16-17)
Syaitan akan
menggunakan berbagai cara agar manusia tidak beriman kepada Allah, melakukan
syirik, menolak ayat-ayat Al-Quran, dan bentuk kemungkaran yang lainnya tanpa
pernah beristirahat.
Ketika seorang anak manusia terlahir ke dunia maka
akan langsung ada syaithan di sisinya, maka sadarilah bahwa syaitan adalah
musuh yang nyata. Oleh karena itu, dalam Islam disyariatkan untuk berlindung
dari syaitan mulai dari ketika kita berhubungan badan (hendaknya seseorang
membaca –ed):
2
بِسْمِ اللهِ
اَللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
“Dengan Nama
Allah, Ya Allah! Jauhkan kami dari setan, dan jauhkan setan untuk mengganggu
apa yang Engkau rezekikan kepada kami.” (HR.
Al-Bukhari 6/141, Muslim 2/1028)
Rasulullah juga mensyariatkan untuk
membaca nama Allah ketika masuk rumah sehingga syaitan akan berkata, “Kita
tidak bisa bermalam di rumah ini sekarang.” Salah satu tuntunan Rasulullah yang
lainnya adalah menutup pintu rumah dengan menyebut nama Allah dan menjaga
anak-anak kita di dalamnya ketika maghrib (tenggelam matahari), karena waktu
itu syaitan banyak yang keluar. Salah satu faidah menjaga anak-anak kita di
dalam rumah adalah bentuk penjagaan karena anak-anak biasanya sering lupa
mengingat Allah, maka sebagai orang tuanya yang punya tanggung jawab.
Di sisi lain, syaitan terus berusaha dan mencari cara,
maka mereka syaitan masuk ke rumah dalam bentuk buku, film, hiburan, dll. Hal
ini terkadang sering tidak dipahami oleh para orang tua. Padahal “Setiap
kamu adalah pemimpin dan akan ditanya atas kepemimpinannya.” Oleh
karena itu kita harus tahu apa-apa yang dapat membahayakan keluarga kita,
terutama masalah tauhid dan aqidah.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar
belakang diatas, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Apakah makna sihir itu?
2.
Adakah keberadaan sihir?
3.
Bagaimanakah hukumnya jika
bermain-main dengan sihir?
4.
Kafirkah orang yang memiliki
sihir?
5.
Bagaimana hukuman bagi orang yang
mempunyai sihir?
6.
Bolehkah mengobati sihir dengan
sihir?
7.
Kufurkah sihir itu?
8.
Bahayakah penayangan dan buku
Harry Potter terhadap aqidah islam?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan tetapi juga untuk memberikan informasi dan
pengetahuan kepada pembaca mengenai makna sihir, keberadaan sihir, hukumnya
bermain-main dengan sihir, kafirkah orang yang memiliki sihir, mengobati sihir
dengan sihir, kufurkah sihir, dan bahayanya penayangan dan buku yang beredar
tentang Harry Potter dikarenakan merusak aqidah orang yang beragama islam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Makna Sihir
Sihir
dalam bahasa Arab tersusun dari huruf ر, ح, س (siin, kha, dan
ra), yang secara bahasa bermakna segala sesuatu yang sebabnya nampak samar.Oleh
karenanya kita mengenal istilah ‘waktu sahur’ yang memiliki akar kata yang sama, yaitu siin, kha dan ra, yang
artinya waktu ketika segala sesuatu nampak samar dan “remang-remang”.
Seorang
pakar bahasa, Al Azhari mengatakan, “Akar kata sihir
maknanya adalah memalingkan sesuatu dari hakikatnya. Maka ketika ada seorang
menampakkan keburukan dengan tampilan kebaikan dan menampilkan sesuatu dalam
tampilan yang tidak senyatanya maka dikatakan dia telah menyihir sesuatu”.
Para
ulama memiliki pendapat yang beraneka ragam dalam memaknai kata ‘sihir’ secara
istilah. Sebagian ulama mengatakan bahwa sihir adalah benar-benar terjadi ‘riil’, dan memiliki hakikat. Artinya, sihir memiliki
pengaruh yang benar-benar terjadi dan dirasakan oleh orang yang terkena sihir.
Ibnul Qudamah rahimahullah
mengatakan, “Sihir adalah jampi atau mantra yang memberikan pengaruh baik
secara zhohir maupun batin, semisal membuat orang lain menjadi sakit, atau
bahkan membunuhnya, memisahkan pasangan suami istri, atau membuat istri orang
lain mencintai dirinya (pelet-pent)”.
Namun
ada ulama lain yang menjelaskan bahwa sihir hanyalah pengelabuan dan tipuan
mata semata, tanpa ada hakikatnya. Sebagaimana dikatakan oleh Abu Bakr Ar Rozi, “(Sihir) adalah segala sesuatu yang sebabnya samar dan bersifat
mengalabui, tanpa adanya hakikat, dan terjadi sebagaimana muslihat dan tipu
daya semata.”
2.2
Keberadaan Sihir
Sebagaimana
yang disinggung di depan, bahwa terdapat persilangan pendapat tentang kebenaran
hakikat sihir. ‘Apakah sihir hakiki?’, ‘Apakah orang yang terkena sihir,
benar-benar merasakan pengaruhnya?’, ‘Atau kah sihir hanya sebatas tipuan mata
dan tipu muslihat semata?’
Abu Abdillah Ar Rozi rahimahullah dalam tafsirnya
menjelaskan “Kelompok Mu’tazilah (kelompok sesat-pent)
mengingkari adanya sihir dalam aqidah mereka. Bahkan mereka tidak segan-segan
mengkafirkan orang yang meyakini kebenaran sihir. Adapun ahli sunnah wal
jama’ah, meyakini bahwa mungkin saja ada orang yang bisa terbang di angkasa,
bisa merubah manusia menjadi keledai, atau sebaliknya. Akan tetapi meskipun
demikian ahli sunnah meyakini bahwa segala kejadian tersebut atas izin dan
taqdir dari Allah ta’ala”. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan mereka itu (para tukang sihir) tidak akan memberikan bahaya
kepada seorang pun melainkan dengan izin dari Allah” (QS.
Al Baqarah : 102)
Al Qurthubi rahimahullahu
mengatakan, “Menurut
ahli sunnah wal jama’ah, sihir itu memang ada dan memiliki hakikat, dan
Allah Maha Menciptakan segala sesuatu sesuai kehendak-Nya, keyakinan yang
demikian ini berbeda dengan keyakinan kelompok Mu’tazilah.”
Inilah keyakinan yang benar, insya Allah. Banyak sekali kejadian,
baik di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam atau pun masa-masa setelahnya yang menunjukkan
secara kasat mata bahwa sihir memiliki hakikat dan pengaruh. Bukankah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah disihir oleh Lubaid bin Al A’shom Al Yahudi hingga beliau jatuh
sakit? Kemudian karenanya Allah ta’ala menurunkan surat al Falaq dan surat An Naas (al
mu’awidaztain) sebagai obat bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal
ini sangat jelas menunjukkan bahwa sihir memiliki hakikat dan pengaruh terhadap
orang yang terkena sihir.
Namun tidaklah dipungkiri, bahwa ada
jenis-jenis sihir yang tidak memiliki hakikat, yaitu sihir yang hanya sebatas
pengelabuan mata, tipu muslihat, “sulapan”, dan yang lainnya. Jenis-jenis sihir
yang demikian inilah yang dimaksudkan oleh perkataan beberapa ulama yang
mengatakan bahwa sihir tidaklah memiliki hakikat, Allahu
A’laam.
2.3
Hukum “Main-Main” dengan Sihir
Sihir
termasuk dosa besar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Jauhilah
dari kalian tujuh perkara yang membinasakan!” Para shahabat bertanya, “Wahai
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Apakah tujuh perkara tersebut?”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “[1]menyekutukan Allah, [2]sihir, [3]membunuh seorang
yang Allah haramkan untuk dibunuh, kecuali dengan alasan yang dibenarkan
syariat, [4]mengkonsumsi riba, [5]memakan harta anak yatim, [6]kabur ketika di
medan perang, dan [7]menuduh perempuan baik-baik dengan tuduhan zina” (HR. Bukhari dan Muslim, dari shahabat Abu Hurairah)
2.4 Kafirkah Tukang Sihir
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan Nabi Sulaiman tidaklah kafir, akan tetapi para syaitan lah
yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia” (Al Baqarah : 102). Imam Adz Dzahabi rahimahullah berdalil dengan ayat di atas untuk menegaskan bahwa orang yang
mempraktekkan ilmu sihir, maka dia telah kafir. Karena tidaklah para syaitan
mengajarkan sihir kepada manusia melainkan dengan tujuan agar manusia
menyekutukan Allah ta’ala. Syaikh As Sa’diy rahimahullah menjelaskan bahwa ilmu sihir dapat dikategorikan sebagai kesyirikan dari dua sisi.
[Pertama] orang
yang mempraktekkan ilmu sihir adalah orang yang meminta bantuan kepada para
syaitan dari kalangan jin untuk melancarkan aksinya, dan betapa banyak orang
yang terikat kontrak perjanjian dengan para syaitan tersebut akhirnya
menyandarkan hati kepada mereka, mencintai mereka, ber-taqarrub kepada mereka, atau bahkan
sampai rela memenuhi keinginan-keinginan mereka.
[Kedua] orang yang mempelajari dan mempraktekkan ilmu sihir adalah orang yang
mengaku-ngaku mengetahui perkara ghaib. Dia telah berbuat kesyirikan kepada
Allah dalam pengakuannya tersebut (syirik dalam rububiyah
Allah), karena tidak ada yang mengetahui perkara
ghaib melainkan hanya Allah ta’ala semata.
Syaikh Ibnu
’Utsaimin rahimahullah merinci
bahwa orang yang mempraktekkan sihir, bisa jadi orang tersebut kafir, keluar
dari Islam, dan bisa jadi orang tersebut tidak kafir meskipun dengan
perbuatannya tersebut dia telah melakukan dosa besar.
1.
Tukang sihir yang
mempraktekkan sihir dengan memperkerjakan tentara-tentara syaitan, yang pada
akhirnya orang tersebut bergantung kepada syaitan, ber-taqarrub kepada mereka atau bahkan
sampai menyembah mereka. Maka yang demikian tidak diragukan tentang kafirnya
perbuatan semacam ini.
2.
Adapun orang yang mempraktekkan
sihir tanpa bantuan syaitan, melainkan dengan obat-obatan berupa tanaman
ataupun zat kimia, maka sihir yang semacam ini tidak dikategorikan sebagai
kekafiran.
2.5Hukuman Bagi Tukang Sihir
Umar
bin Khattab radhiyallahu ‘anhu pernah suatu ketika, di akhir kekhalifahan beliau, mengirimkan surat
kepada para gubernur, sebagaimana yang dikatakan oleh Bajalah bin ‘Abadah radhiyallahu ‘anhu, “Umar bin Khattab menulis surat (yang berbunyi): ‘Hendaklah
kalian (para pemerintah gubernur) membunuh para tukang sihir, baik laki-laki
ataupun perempuan’”.
Dalam
kisah Umar radhiyallahu ‘anhu di atas memberikan pelajaran bagi kita, bahwa hukuman bagi tukang sihir
dan ‘antek-antek’-nya
adalah hukuman mati. Terlebih lagi terdapat sebuah riwayat,
meskipun riwayat tersebut diperselisihkan oleh para ulama tentang status ke-shahihan-nya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Hukuman bagi tukang sihir adalah
dipenggal dengan pedang”
Dalam
kisah Umar di atas pun juga memberikan pelajaran penting bagi kita, bahwa
menjadi kewajiban pemerintah tatkala melihat benih-benih kekufuran, hendaklah
pemerintah menjadi barisan nomor satu dalam memerangi kekufuran tersebut dan
memperingatkan masyarakat tentang bahayanya kekufuran tersebut, sebagaimana
yang dilakukan oleh Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu.
Allahu A’laam.
2.6 Mengobati Sihir dengan Sihir
Inilah yang mungkin
menjadi kerancuan di benak masyarakat, yang kemudian kerancuan ini menjadikan
mereka membolehkan belajar sihir, karena alasan “keadaan
darurat”. Terlebih lagi tatkala sihir yang digunakan
untuk mengobati sihir terkadang terbukti manjur dan mujarab. Bukankah segala
sesuatu yang haram pada saat keadaan darurat, akan menjadi mubah? Bukankah ketika
di tengah hutan, tidak ada bahan makan, bangkai pun menjadi boleh kita makan?
Saudaraku, memang
syariat membolehkan perkara yang haram tatkala keadaan darurat, sampai-sampai
para ulama membuat sebuah kaidah fiqhiyah,
“Keadaan yang darurat dapat merubah hukum larangan menjadi mubah”
Namun kita pelu
cermati bahwa para ulama pun juga memberikan catatan kaki terhadap kaidah yang
agung ini. Terdapat sedikitnya dua syarat yang harus dipenuhi untuk mengamalkan
kaidah ini.
[Pertama] Tidak ada obat lain yang dapat menyembuhkan sihir,
selain dengan sihir yang semisal. Pada kenyataannya tidaklah terpenuhi syarat
pertama ini. Syariat telah memberikan obat dan jalan keluar yang lebih syar’i
untuk menangkal dan mengobati gangguan sihir. Bukankah syari’at telah menjadikan
Al Quran sebagai obat, lah ada dan teruqyah-ruqyah syar’i yang telah diajarkan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
[Kedua] Sihir yang digunakan harus terbukti secara pasti dapat menyembuhkan dan
menghilangkan sihir. Dan setiap dari kita tidaklah ada yang dapat memastikan
hal ini, karena semua hal tersebut adalah perkara yang ghaib.
Maka
dengan ini jelaslah bahwa mempelajari sihir, apapun alasannya adalah terlarang,
bahkan diancam dengan kekufuran, Allah ta’ala telah tegaskan di dalam
firmannya (yang artinya), ”Dan tukang sihir itu tidaklah menang, dari mana
pun datangnya.” (QS. Ath Thaahaa: 69). Syaikh Muhammad Al Amin Asy
Syinqithi rahimahullah berkata dalam tafsirnya, “Ayat ini mencakup
umum, segala macam kemenangan dan keberuntungan akan ditiadakan dari para
tukang sihir, terlebih lagi Allah tekankan dengan firman-Nya, ‘dari
mana pun datangnya’. Dan secara umum, tidaklah Allah
meniadakan kemenangan dari seseorang, melainkan dari orang kafir.”
2.7 Kufurnya
Sihir
Termasuk di dalamnya adalah sihir, di mana sekarang
dimunculkannya kerancuan antara white magic dan black magic padahal semua sihir
itu sama yaitu menjauhkan dari Allah subhanahu wata’ala, menjauhkan dari
tauhid, menjauhkan dari sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Allah
subhanahu wata’ala berfirman dalam kitabullah:“Dan mereka mengikuti apa yang
dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan
bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan
sihir), hanya setan-setanlah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan
sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di
negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu)
kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu),
sebab itu jangnalah kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat
itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami)
dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan
sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari
sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi,
sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab
Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat
jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka
mengetahui.” (Al-Baqarah: 102)
Dari ayat di atas bisa disimpulkan bahwa mengajarkan
sihir adalah bentuk kekufuran, mempelajari sihir juga termasuk kekufuran dan
dari bagian kedua disebutkan bahwa sihir itu adalah ujian. Adapun di dalam
hadits disebutkan:“Jauhilah tujuh perkara yang akan membinasakan.” Para
shahabat bertanya: “Apa itu?” Beliau bersabda: “Syirik kepada Allah, sihir,
membunuh jiwa tanpa alasan yang haq, makan riba, memakan harta anak yatim, lari
dari medan perang, dan menuduh orang-orang yang beriman yang menjaga diri dari
lalai.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat At-Tirmidzi, Jundub bin Ka’ab As-Sa’di
meriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa dalam hukum Islam
hukuman dari pelaku sihir adalah dipenggal dengan pedang. Telah ada riwayat
dari ulama salaf yang membunuh pelaku sihir. Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari
dalam Shahih beliau dari Bajalah bin ‘Abdah, berkata ‘Umar bin Al-Khaththab:
“…Agar membunuh para tukang sihir.” Maka kami membunuh tiga tukang sihir.
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dalam Kitab
At-Tauhid berkata: “Telah shahih dari Hafshah bahwa beliau memerintahkan untuk
membunuh budak yang menyihirnya.” Dan telah shahih pula dari Jundub radhiallahu
anhu.
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Hasan dalam Fathul Majid
(hal. 343) berkata: “Diriwayatkan pula yang mengatakan (tukang sihir harus
dibunuh) dari ‘Umar, ‘Utsman, Ibnu ‘Umar, Hafshah, Jundub bin Abdullah, Jundub
bin Ka’ab, Qais bin Sa’d, dan ‘Umar bin Abdul ‘Aziz.” Perlu diingat bahwa
hukuman di sini yang berhak melakukan adalah pemerintah muslim bukan secara
individual dan jika pelaku sihir bertaubat maka diampuni.
Di sisi lain
di kalangan orang modern berkata “Saya tidak percaya adanya sihir, itu kan
cuman cerita zaman dahulu”. Padahal Rasulullah sendiri pernah mengalaminya,
yaitu beliau pernah disihir oleh Labid bin A’shom. Hadits ‘Aisyah radliallahu
‘anha ia bercerita:
“Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam pernah disihir sehingga dikhayalkan
padanya, bahwa dia telah melakukan sesuatu, padahal dia tidak melakukannya.
Hingga pada suatu hari, saat beliau di sampingku, beliau berdoa kepada Allah
subhanahu wata’ala, lalu berkata: “Hai Aisyah, tahukah engkau bahwa Allah telah
memberikan jawaban kepadaku tentang apa yang aku tanyakan kepada-Nya?” “Apa itu
wahai Rasulullah?” tanyaku. Beliau bertutur: “Dua orang telah mendatangiku,
yang seorang duduk di kepalaku, dan yang seorang lagi duduk di kakiku. Salah
seorang dari mereka bertanya kepada temannya: “Sakit apa pria ini?” Ia
menjawab: “Ia terkena sihir.” “Siapa yang menyihir?” tanyanya penasaran. Ia
menjawab: “Labid bin Al-A’sham, si pria Yahudi Bani Zuraiq.” “Bagaimana
caranya?” kata yang bertanya. Yang ditanya menjelaskan, bahwa penyihiran
dilakukan dengan cara membuat buhul dengan mengikatkan rambut pada sisir yang
dibalutkan pada mayang kurma. Yang bertanya kembali bertanya, “Di mana buhul
itu diletakkan?” “Di sumur Dzi Arwan,” jawab yang ditanya. Kemudian Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam dengan ditemani beberapa orang sahabat pergi ke
sumur tersebut. Setelah benda tersebut didapatkan, maka Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bertutur kepada ‘Aisyah radliallahu ‘anha: “Demi Allah, airnya
air daun pacar, batangnya seakan-akan kepala syaitan.” Aku (‘Aisyah) menukas:
“Wahai Rasululllah, apakah engkau mengeluarkannya dari sumur itu?” Rasul
shalallhu ‘alaihi wasallam menjawab: “Tidak, karena aku telah disembuhkan oleh
Allah dan aku khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada orang-orang,
maka buhul itupun dipendam.” [Diriwayatkan oleh Bukhori (10/235-236)
dengan Fathul Bari. Sumur Dzi Arwan adalah sumur di Madinah yang cukup dikenal.
Dan diriwayatkan, sumur itu terletak di sebelah kiri Masjid Nabawi yang kini
tanda-tandanya sudah lenyap, Mu’jam Al-Buldan (1/299)]
Poin yang bisa diambil adalah Rasulullah sebagai
seorang terbaik, orang yang paling dekat dengan Allah saja pernah disihir oleh
karena itu kita jangan merasa aman dari fitnah sihir dan sadar bahwa sihir itu
nyata dan bukan perkara yang remeh.
Dalam sebuah buku yang berjudul 10 pembatal keislaman
yang ditulis oleh Syaikh Shalih Al-Fauzan disebutkan bahwa salah satunya adalah
sihir dan secara spesifik disebutkan bahwa dengan sihir menyatukan dan atau
memecah suami-istri. “Barang siapa yang melakukannya dan ridha
dengannya maka dia kafir.”
Dalam bukunya, Syaikh Shalih Al-Fauzan menjelaskan
bahwa praktek sihir dibagi menjadi dua, yaitu hakiki dan ilusi. Sihir hakiki
dilakukan dengan cara menghembuskan sihir secara langsung dengan jimat,
menghilangkan ingatan seseorang, meminta bantuan kepada jin-jin syaitan.
Pengaruh jenis sihir pertama ini dirasakan langsung oleh korbannya seperti
jatuh sakit bahkan sampai kematian atau menghilangkan ingatan seseorang.
Sihir jenis kedua adalah ilusi, yaitu dia melakukan
manipulasi sehingga orang lain berpikir seolah-olah melihatnya padahal
kenyataanya tidak ada. Contohnya seperti seseorang merubah batu jadi binatang,
memenggal kepala orang dan kemudian memasangnya kembali, masuk ke dalam api
tapi tidak terbakar, dan lain lain yang biasanya sering kita lihat di dalam
sirkus-sirkus. Dalam Al-Quran jenis sihir ini disebutkan saat menceritakan
Fir’aun:
“Mereka berkata: Sesungguhnya dua orang ini (Musa dan Harun) adalah
benar-benar ahli sihir yang hendak mengusir kalian dari negeri kalian dengan
sihirnya, serta hendak melenyapkan kedudukan kalian yang utama. Maka
himpunkanlah segala daya (sihir) kalian kemudian datanglah dengan berbaris dan
sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang menang pada hari ini. Setelah mereka
berkumpul, mereka berkata: Hai Musa, (pilihlah) apakah kamu yang melempar
dahulu atau kamilah yang mula-mula melemparkan? Musa berkata: Silakan kalian melemparkan.
Maka tiba-tiba tali dan tongkat mereka terbayang kepada Musa seakan-akan dia
merayap dengan cepat lantaran sihir mereka. Maka Musa merasa takut dalam
hatinya. Kami (Allah) berkata: Janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang
paling unggul (menang). Lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, niscaya
dia akan menelan apa yang mereka perbuat. Sesungguhnya apa yang mereka perbuat
itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka) dan tidak akan menang tukang sihir
itu dari mana saja dia datang.” (Thaha: 63-69)
Pembagian sihir ini bukan berarti hukum sihir itu
berbeda, bahkan sama. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Jundub bin Ka’ab
As-Sa’di pada saat kekhalifahan Bani Umayyah didapatinya seorang yang melakukan
sihir ilusi untuk menghibur (sulap) yaitu dengan cara memotong kepala dan
memasangnya kembali dalam keadaan masih hidup. Ketika Jundub melihat ini dia
mencabut pedangnya dan memenggal kepala tukang sihir di tempat tanpa adanya
ilusi.
2.8 Bahaya
Harry Potter
Setelah kita tahu bahaya dari sihir kita harus
merealisasikan dalam bentuk nahi munkar.“Barang siapa di antara kamu yang
melihat sebuah kemungkaran maka hendaklah dia merubahnya dengan tangannya, maka
apabila tidak bisa maka dengan lisannya, dan apabila tidak bisa maka dengan
hatinya. Dan yang demikian itu (dengan hati) adalah selemah-lemah iman.” (HR.
Muslim)
Jadi seseorang yang percaya kekufuran pada sihir tapi
tidak ada pengingkaran ketika melihatnya maka perlu dipertanyakan aqidahnya. Dan
sesuai hadits “Barang siapa yang melakukannya dan ridha dengannya maka dia
kafir.”
Salah satu fenomena sihir adalah Harry
Potter, di mana banyak orang membaca bukunya (termasuk oleh muslim),
melihat filmnya, atau memainkannya di video game. Buku serial Harry Potter
adalah buku terlaris sepanjang sejarah. Untuk mendapatkannya orang akan rela
antri berjam-jam pada tengah malam di depan toko buku karena takut kehabisan.
Buku setebal 700-800 halaman dengan desain dan isi menarik, orang pun akan
langsung terbuai dengannya.
”Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat
Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan
syaitan itulah golongan yang merugi.” (AlMujadilah 19)
Dan ini adalah salah satu bukti dari sihir itu
sendiri, dari perkataan/retorika dan apa-apa yang ditulis sehingga membuat
orang lupa. Fenomena sihir yang menyebabkan manusia sangat mencintai buku ini,
dari berbagai macam usia, berbagai gender, dan berbagai kewarganegaraan. Buku
ini sudah diterjemahkan lebih dari 40 bahasa dan mencapai setiap sudut dari
planet bumi ini.
Dan suatu kenyataan yang menyedihkan Allahu
musta’an pada hari Jumat malam pada suatu sekolah Islam, anak-anak
menghadiri antrian untuk mendapatkan serial Harry Potter terbaru sehingga
ketika Sabtu pagi mereka saling bercerita “Hei aku sudah punya Harry Potter
yang terbaru!”
Mereka berlomba-lomba untuk membawa masuk buku yang
berisi sihir, buku yang berisi kekufuran terhadap Allah, buku yang berisi
apabila orang melakukannya (sihir) maka dia telah keluar dari agama Islam, buku
yang berisi sesuatu yang mengantarkan kepada api neraka. Jelas ini adalah
tipudaya syaitan yang dahsyat.
Bagi yang
belum mengetahui tentang Harry Potter sekarang kita sedikit memperkenalkan
siapa dia, siapa teman-temannya dan siapa guru-gurunya.
Harry Potter seorang anak muda yang awalnya hidup pada
kehidupan normal, di tengah-tengah kaum Muggle, dan terseret ke
dalam dunia kegelapan dikarenakan dia adalah keturunan penyihir terkenal.
Muggle adalah orang yang tidak peduli dengan sihir/magic, orang
yang tidak mau belajar magic, orang pada umumnya. Dalam buku ini digiring
kepada sebuah wacana bahwa Muggle adalah orang yang bodoh. Ini adalah salah
satu perang pemikiran pertama.
Kemudian Harry Potter masuk ke sebuah sekolah
penyihir Hogwarts, disana dia belajar satu demi satu sihir, belajar
mantra, dan sebagainya untuk menjadi seorang penyihir, sesuatu yang sangat
dibenci dalam Islam.
Salah satu gurunya bernama Albus Dumbledore seorang
tua yang digambarkan mirip Santa Claus dengan jenggot putih yang panjang
berkacamata, dialah yang paling sakti di antara penyihir, punya kemampuan
melihat apa yang dilakukan orang yang punya tingkat sihir di bawahnya, dia juga
punya piaraan bernama Phoenix, seekor burung api, yang bisa menyampaikan pesan
atau mendapatkan informasi dari orang lain.
Salah satu gurunya yang lain di sekolah sihir
bernama Professor Trelawney yang mengklaim dirinya seorang peramal,
seorang yang punya kemampuan meramal masa depan dan yang akan terjadi. Dan kita
belajar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam orang yang meramal dan
percaya dengan ramalan maka tidak diterima sholatnya selama 40 hari. Rasulullah
bersabda:
“Barangsiapa yang mendatangi ‘arraaf (tukang ramal) dan menanyakan sesuatu
kepadanya, tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari” (HR.
Muslim)
Harry Potter punya beberapa teman dari para tukang
sihir, binatang, jin, arwah. Di antara teman-temanya dari kalangan bukan
manusia adalah Moaning Myrtle, dia digambarkan sebagai arwah seorang gadis
kecil yang hidup di pipa septik di bawah toilet kamar mandi wanita. Harry
Potter mendatangi dia secara rutin untuk mendapatkan saran, konsultasi, atau
untuk memecahkan masalah-masalah yang misteri. Jadi Harry Potter harus
mendatangi kamar mandi perempuan untuk menemuinya. Ini juga pengingkaran terhadap
sunnatullah bahwa seseorang yang mati maka tempatnya di alam barzah dan
terputus amalnya kecuali 3 perkara.
Kemudian di dalam buku pembaca digiring untuk
membedakan antara white magic (sihir putih/baik) dan black magic (sihir
hitam/jahat). Pembatasan dua sihir ini dibuat sedemikian rupa sehingga batas
antara baik dan jelek tersamarkan, di mana mantra-mantra yang digunakan sama,
hanya tujuannya saja yang berbeda, padahal dalam Islam kedua sihir ini adalah
dilarang dan mengeluarkan pelakunya dari Islam.
Beberapa teknik sihir yg disebutkan dalam buku ini
kadang disebutkan secara rinci seperti bagaimana cara mengucapkan
mantra-mantra, bagaimana cara meramal masa depan, bagaimana membuat ramuan, dan
yang lainnya. Di dalam buku Harry Potter sihir disebutkan dalam 3 jenis:
Jenis pertama, jenis yang terlemah ketika para murid baru saja
belajar dan jenis ini tidak terlalu efektif.
Jenis kedua adalah dimulai mempraktekan ketika mereka mulai
mengajar di kelas.
Dan yang terakhir dan yang merupakan paling
berbahaya adalah tahapan melihat, dapat melihat masa depan, melihat dengan mata
terdalam dan orang pada umumnya tidak bisa mengontrol kemampuan ini.
Teknik lainnya yang digunakan untuk mengungkap masa
depan adalah melalui ilmu perbitangan (astrologi), dengan arah burung (di mana
pada masa Jahiliyah Arab terkenal dengan nama Tathoyur), jika
burung terbang ke kanan maka bertanda baik dan sebaliknya. Teknik lainnya
adalah menggunakan kartu, bola kristal, tafsir mimpi dan api keberuntungan
(fire omen).
Adapun teknik astrologi adalah meramal masa depan yang
berhubungan dengan tanggal lahir, di mana Harry Potter belajar dari sebuah
tabel di mana seseorang terpengaruh hidupnya berdasarkan letak-letak bintang
dan planet.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam mengajari kita sebuah hadits:
“Allah subhanahu wata’ala berfirman: ‘Pagi ini hamba saya bangun dalam
keadaan kafir dan beriman, orang yang berkata kita mendapat hujan dikarenakan
adanya formasi bintang ini maka dia telah kafir kepada saya (Allah) dan percaya
kepada bintang dan orang yang berkata kita mendapat hujan karena Allah maka dia
telah beriman kepada saya (Allah) dan tidak beriman kepada bintang-bintang.”
Kita sebagai muslim harus tahu bahwa bintang tidak
menunjukkan apa-apa kecuali 3 perkara sebagaimana atsar yang datang dari
Qotadah (seorang tabi’in) bahwa bintang berfungsi sebagai: penghias langit,
pelempar bagi syaitan yang mencoba mencuri berita dari langit (Allah).
Sebagaimana kita tahu bahwa sebelum diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alahi
wasallam syaitan berusaha mengetahui terlebih dahulu datangnya utusan Allah.
Fungsi bintang yang ketiga adalah sebagai penunjuk arah (navigasi), menentukan
arah perjalanan dengan bantuan bintang-bintang. Kemudian Qotadah melanjutkan: “Maka
barangsiapa mempergunakannya untuk selain tujuan itu, sungguh terjerumus ke
dalam kesalahan, kehilangan bagian akhiratnya, dan terbebani dengan satu hal
yang tak diketahuinya.” (Shahih Bukhori)
Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal atau dukun dan membenarkan apa
yang ia katakan, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang telah diturunkan
kepada Muhammad. (HR. Empat ahlu sunan dan disahihkan oleh Hakim).
Jadi kita melihat di dalam buku ini banyak yang
bertentangan dengan ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, berbagai
jenis sihir salah satunya adalah membuat racun dengan bumbu-bumbu ramuan yang
disebutkan secara detail dalam buku ini, seperti memasukkan tikus dengan kepala
terpenggal, darah kelelawar, dan memberinya mantra-mantra. Disebutkan dalam
serialnya bahwa Harry Potter belajar pada kelas khusus yang mempelajari membuat
ramuan-ramuan dari racun. Setelah itu pada tahun 2001 dibuatlah sebuah website
yang diperuntukkan untuk para penggemar Harry Potter, di sini kita bisa
mempelajari karakter-karakter dalam Harry Potter, di halaman berapa disebutkan
dalam bukunya, dan informasi di dalam ceramah ini diambil dari website
tersebut.
Di dalam website ini juga disediakan kamus
mantra-mantra (di dalam bahasa Latin) dari A-Z. Ada mantra yang digunakan untuk
terbang, digunakan untuk menghentikan pergerakan sesuatu, mantra untuk mengubah
hewan menjadi gelas minum. Di dalam website ini juga disebutkan secara detail
baik cara mengucapkannya dan bagaimana agar efektif, bumbu-bumbu untuk membuat
ramuan sakti yang terkadang mengerikan.
Kemudian kenapa Harry Potter begitu berbahaya terhadap
pemikiran? Secara logika maka yang pertama kali diserap oleh anak-anak adalah
kepahlawanan kemudian dia akan melihat bagaimana cara untuk menjadi pahlawan
sehingga akan terbetik dalam hati anak-anak, saya akan menjadi seorang penyihir
atau saya ingin bersekolah sihir seperti Hogwart, saya akan belajar
mantra-mantra, saya akan belajar melindungi diri dari kejahatan orang lain,
saya akan menjadi penyihir yang baik, saya akan menyelamatkan orang lain dengan
sihir, menghilangkan rasa berlindung dan meminta kepada Allah.
Dari sebuah
jejak pendapat kepada anak-anak yang sudah membaca buku Harry Potter didapatkan
beberapa pernyataan, di antaranya:
Delon (10
th), “Saya ingin pergi ke sekolah penyihir, belajar sihir dan menggunakannya
salah satu mantranya.”
Girl (12
th), “Jika saya bisa ke sekolah penyihir maka saya akan bisa mantra dan membuat
ramuan-ramuan dan menaiki sapu terbang.”
Jefri (11
th), “Jika kita bisa menjadi penyihir maka kita bisa mengontrol situasi dan
sesuatu seperti mengendalikan guru.”
Katherin (9
th), “Saya akan pergi ke sekolah penyihir dan mempraktekan mantra-mantra kepada
orang.”
Caroline (10
th), “Saya seperti merasakan di dunia Harry Potter, jika saya berada di sekolah
penyihir saya akan mempelajari semuanya, melindungi diri dari dunia kegelapan.”
Ini adalah beberapa tanggapan anak-anak setelah
membaca serial Harry Potter. Cukup disayangkan di kalangan anak-anak muslim
buku ini sangat digemari bahkan di antara mereka sampai membacanya lebih dari
sekali. Mereka adalah korban dari orang tua yang tidak menjaga.
Dengan mengekspose realita Harry Potter diharapkan
sebagai seorang muslim harus sadar dan terbangun bahwa kita tidak bisa berdiam
diri membiarkan anak-anak kita generasi muslim membaca sesuatu yang mendekatkan
kepada api neraka. Jangan malah kita senang karena anak-anak kita gemar membaca
dan menambah perbendaharaan kata anak-anak karena bagaimanapun sihir adalah
kekufuran kepada Allah yang mengantarkan kepada api neraka. Hal lainnya yang membahayakan
bagi perkembangan anak penggiringan pengarang untuk terus membaca buku ini dan
pembentukan fantasi yang tinggi.
Sedikit tambahan informasi bahwa penulis buku ini
adalah J.K. Rowling, dia adalah lulusan dari Exeter University di Inggris yang
familiar dengan praktek occultic yang menggunakan elemen serta filosofis agama
pagan, Celtic, Druid, yang kental dengan nuansa sihir dan penyembahan kepada
Syaithan.
Demikian yang bisa disebutkan daripada bahaya Harry
Potter dan sebagai seorang pemimpin kita bertanggungjawab terhadap fenoma ini.
“Hai orang-orang yang beriman jagalah diri-diri kalian dan keluarga kalian
dari api neraka” (At-Tahriim 6)
Anak-anak
itu lemah, oleh karena sebagai orang tua punya kewajiban untuk menjaga mereka.
“Maka tolong-menolonglah di atas kebaikan dan ketaqwaan dan jangan tolong
menolong di atas dosa dan pelanggaran” (Al Maidah 2)
Salah satu renungan di mana kita dapati pada
artikel-artikel sejenis maka akan timbul pertentangan dengan mengeluarkan
pernyataan bahwa buku sejenis ini cuman hiburan, bohongan, atau alasan yang
lainnya. Di sini kita berikan perumpamaan bagaimana jika hiburan yang
disuguhkan kepada generasi muslim kita dalam bentuk pornografi atau kekerasan
tentu akan timbul pertentangan batin di dalam hati kita, sedangkan sihir lebih
jahat dibanding membunuh jiwa yang tidak berdosa atau zina di mata Allah
subhanahu wata’ala.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Sihir
dalam bahasa Arab tersusun dari huruf ر, ح, س (siin, kha, dan
ra), yang secara bahasa bermakna segala sesuatu yang sebabnya nampak samar.Oleh
karenanya kita mengenal istilah ‘waktu sahur’ yang memiliki akar kata yang sama, yaitu siin, kha dan ra, yang
artinya waktu ketika segala sesuatu nampak samar dan “remang-remang”.
Banyak
sekali kejadian, baik di masa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam atau pun masa-masa setelahnya yang
menunjukkan secara kasat mata bahwa sihir memiliki hakikat dan pengaruh. Hal
ini sangat jelas bahwa sihir memiliki hakikat dan pengaruh yang sangat kuat
terhadap orang yang terkenanya.
Orang
yang mempraktekkan ilmu sihir, maka dia telah kafir dan dosa besar. Karena
tidaklah para syaitan mengajarkan sihir kepada manusia melainkan dengan tujuan
agar manusia menyekutukan Allah ta’ala.
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan
mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan–kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan–kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://rohis-facebook.blogspot.com/2011/07/hati-hati-harry-potter-merusak-aqidah.html
http://agamaislamco.id.ilmu-agama.html
-'-semoga bermanfaat-'-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar