MAKALAH
PASOKAN SEDIMEN (SEDIMENTASI LAUT)
Tugas Untuk Memenuhi Mata Kuliah
Geografi Kelautan
Dosen Pengumpu:
Dra. Dwi Ratnawati
Oleh:
Dewi Nadia Ihzana
(110401050106)
2011 C
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN GEOGRAFI
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki
wilayah pesisir yang kaya dan beragam akan sumber daya alam dan jasa-jasa
lingkungan. Negara kepulauan yang memiliki garis pantai sepanjang 81.000
km termasuk negara kedua yang memiliki garis pantai terpanjang setelah Kanada.
Luas wilayah laut negeri kita, termasuk didalamnya zona ekonoli ekslusif,
mencakup 5,8 juta kilometer persegi, atau sekitar tiga perempat dari luas
keseluruhan wilaya Indonesia (Dahuri 2002). Dengan kenyataan seperti itu sumber
daya pesisir dan lautan Indonesia merupakan salah satu modal dasar pembangunan
Indonesia yang sangat potensial disamping sumber daya alam darat. Sumber daya
wilayah pesisir diprediksi akan semakin meningkat peranannya dimasa-masa
mendatang dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional.
Wilayah pesisir adalah wilayah interaksi antara laut
dan daratan yang merupakan 15 % daratan bumi. Wilayah ini sangat potensial
sebagai modal dasar pembangunan Indonesia sebagai tempat perdagangan dan
transportasi, perikanan, budidaya perairan, pertambangan serta pariwisata.
Wilayah pesisir Indonesia sangat potensial pula untuk dikembangkan bagi
tercapainya kesejahteraan umum apabila pengelolaannya dilakukan secara terpadu
dan berkelanjutan, dengan memperhatikan faktor-faktor yang berdampak terhadap
lingkungan pesisir. Dalam wilayah pesisir ada banyak faktor yang berdampak
diantaranya: pertumbuhan penduduk dunia yang besar, kegiatan-kegiatan manusia,
pencemaran, sedimentasi, ketersediaan air bersihdan pemanfaatan sumber daya
laut yang berlebihan. Makalah ini menguraikan faktor-faktor tersebut.
Oleh karena itu disini saya menarik judul sedimentasi laut
bertujuan agar pembaca dapat memperoleh sedikit pengetahuan tentang pengertian,
dampak, proses dan factor penyebab dari sedimentasi itu sendiri.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apakah
pengertian sedimentasi laut?
2.
Apa sakah
jenis-jenis sedimentasi laut?
3.
Bagaimana proses
terjadinya sedimentasi?
4.
Factor apa yang
menyebabkan terjadinya sedimentasi?
5.
Bagaimana dampak
dari sedimentasi?
1.3
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui
pengertian sedimentasi laut.
2.
Untuk mengetahui
jenis-jenis sedimentasi laut.
3.
Untuk mengetahui
proses terjadinya sedimentasi.
4.
Untuk mengetahui
factor-faktor yang menyebabkan terjadinya sedimentasi.
5.
Untuk mengetahui
dampak dari sedimentasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sedimentasi Laut
Sedimentasi adalah proses pengendapan material hasil erosi air, angin, gelombang laut dan gletsyer. Material hasil erosi yang diangkut oleh aliran air akan diendapakan
di daerah yang lebih rendah.
Sedimentasi Laut merupakan sungai
yang mengalir dengan membawa berbagai jenis batuan akhirnya bermuara di laut,
sehingga di laut terjadi proses pengendapan batuan yang paling besar. Hasil
pengendapan di laut ini disebut sedimen marine. Gross (1990) mendefinisikan
sedimen laut sebagai akumulasi dari mineral-mineral dan pecahan-pecahan batuan
yang bercampur dengan hancuran cangkang dan tulang dari organisme laut serta
beberapa partikel lain yang terbentuk lewat proses kimia yang terjadi di laut.
2.2 Jenis-Jenis Sedimentasi Laut
Jenis sedimentasi laut ini dapat di
bagi menjadi 2 yaitu Sedimen Terigen Pelagis dan Sedimen Biogenik Pelagis.
1.
Sedimen
Biogenik Pelagis.
Dengan menggunakan mikroskop
terlihat bahwa sedimen biogenik terdiri atas berbagai struktur halus dan
kompleks. Kebanyakan sedimen itu berupa sisa-sisa fitoplankton dan zooplankton
laut. Karena umur organisme plankton hannya satu atau dua minggu, terjadi suatu
bentuk ‘hujan’ sisa-sisa organisme plankton yang perlahan, tetapi
kontinue di dalam kolam air untuk membentuk lapisan sedimen. Pembentukan
sedimen ini tergantung pada beberapa faktor lokal seperti kimia air dan
kedalaman serta jumlah produksi primer di permukaan air laut. Jadi, keberadan
mikrofil dalam sedimen laut dapat digunakan untuk menentukan kedalaman air dan
produktifitas permukaan laut pada zaman dulu.
2.
Sedimen
Terigen Pelagis
Hampir semua sedimen Terigen di
lingkungan pelagis terdiri atas materi-materi yang berukuran sangat kecil. Ada
dua cara materi tersebut sampai ke lingkungan pelagis. Pertama dengan bantuan
arus turbiditas dan aliran grafitasi. Kedua melalui gerakan es yaitu materi
glasial yang dibawa oleh bongkahan es ke laut lepas dan mencair. Bongkahan es
besar yang mengapung, bongkahan es kecil dan pasir dapat ditemukan pada sedimen
pelagis yang berjarak beberapa ratus kilometer dari daerah gletser atau tempat
asalnya.
2.3
Proses Sedimentasi
Proses sedimentasi berawal dari proses pelapukan dan
erosi menghasilkan materi yang bisa terangkut oleh aliran air, kekuatan angin,
gelombang dan lain sebaginya. Material tersebut dapat berupa pasir, lumpur,
maupun tanah. Material yang terangkut tersebut akan mengendap di suatu tempat
sesuai dengan karakteristik media pengangkutnya. Apabila aliran air deras,
ataupun kekuatan angin sangat kencang, maka materi akan terendapkan di tempat
yang jauh dari tempat asal terjadinya erosi maupun pelapukan. Sedimentasi
(pengendapan) berlangsung secara bertahap sehingga membentuk sedimen yang
berlapis-lapis. Proses seperti inilah yang turut membentuk muka Bumi kita ini.
2.4 Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Sedimentasi
1.
Pasang Surut
Pengaruh gaya pasang
surut mempengaruhi peristiwa abrasi dan sedimentasi. Wilayah pantai yang
mengalami peristiwa pasang surut harian ganda atau pasut surut tipe campuran
condong ke ganda memiliki pengaruh yang berbeda dengan wilayah pantai yang
hanya mengalami pasang surut harian tunggal, dimana wilayah yang memiliki
pasang surut tipe harian ganda dan campuran condong ke ganda mengalami proses
transportasi sedimen yang lebih dinamis jika dibandingkan dengan pasang surut
harian tunggal.
Selain tipe pasang
surut, perbedaan lama waktu antara pasang dan surut juga mempengaruhi peristiwa
abrasi sedimentasi. Kawasan pantai yang mengalami proses pasang yang cenderung
lebih lama dari waktu surut, akan berakibat memberikan peluang waktu yang lebih
banyak bagi gelombang untuk mengabrasi wilayah daratan.
2. Gelombang
Laut
Gelombang laut adalah gerakan melingkar
molekul-molekul air yang tampak sebagai gerakan naik turun. Gelombang laut
disebabkan oleh angin yang berhembus pada permukaan laut yang mendesak air
laut.
Ombak yang terjadi di
laut dalam pada umumnya tidak berpengaruh terhadap dasar laut dan sedimen yang
terdapat di dalamnya. Sebaliknya ombak yang terdapat di dekat pantai, terutama
di daerah pecahan ombak mempunyai energi besar dan sangat berperan dalam
pembentukan morfologi pantai, seperti menyeret sedimen (umumnya pasir dan
kerikil) yang ada di dasar laut untuk ditumpuk dalam bentuk gosong pasir. Di
samping mengangkut sedimen dasar, ombak berperan sangat dominan dalam
menghancurkan daratan (abrasi laut). Daya penghancur ombak terhadap
daratan/batuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain keterjalan garis
pantai, kekerasan batuan, rekahan pada batuan, kedalaman laut di depan pantai,
bentuk pantai, terdapat atau tidaknya penghalang di muka pantai dan sebagainya.
3. Arus
Arus adalah gerakan air yang mengakibatkan
perpindahan horisontal massa air. Sistem-sistem arus laut utama dihasilkan oleh
beberapa daerah angin utama yang berbeda satu sama lain, mengikuti garis
lintang sekeliling dunia dan di masing-masing daerah ini angin secara terus
menerus bertiup dengan arah yang tidak berubah-ubah (Nybakken, 1988 dalam
Putinella, 2002).
Berbeda dengan peran
ombak yang mengangkut sedimen tegak lurus terhadap arah ombak, arus laut mampu
membawa sedimen yang mengapung maupun yang terdapat di dasar laut. Pergerakan
sedimen searah dengan arah pergerakan arus, umumnya menyebar sepanjang garis pantai.
Bentuk morfologi spit, tombolo, beach
ridge atau akumulasi sedimen di sekitar jetty
dan tanggul pantai menunjukkan hasil kerja arus laut.
4. Angin
Angin disebabkan karena adanya perbedaan tekanan
udara yang merupakan hasil dari pengaruh ketidakseimbangan pemanasan sinar
matahari terhadap tempat-tempat yang berbeda di permukaan bumi. Keadaan ini
mengakibatkan naiknya sejumlah besar massa udara yang ditandai dengan timbulnya
sifat khusus yaitu terdapatnya tekanan udara yang tinggi
dan rendah. Sebagai contoh, massa udara yang bertekanan tinggi dibentuk di atas
daerah-daerah kutub, sedangkan massa udara yang bertekanan rendah yang kering
dan panas terkumpul di daerah subtropik. Massa udara ini tidak tetap tinggal
pada tempat di mana mereka ini dibentuk, tetapi begitu mereka melewati daerah
daratan mereka akan tersesat oleh aliran angin yang ditimbulkan dengan adanya
perubahan dan variasi iklim setempat. Massa udara yang bertekanan tinggi ini
dikenal sebagai anti-cyclones ; udara yang beredar di dalamnya berputar ke arah
lawan jarum jam (anti-clockwise) pada bagian belahan bumi sebelah Selatan,
sedangkan di belahan bumi sebelah Utara mereka berputar ke arah jarum jam (clockwise). Massa udara yang
bertekanan rendah dinamakan cyclones.
Gerakan massa udara di dalamnya bergerak ke arah jarum jam di belahan bumi
Selatan dan ke arah lawan jarum jam di belahan bumi Utara.
Gelombang yang terjadi di laut
disebabkan oleh hembusan angin (Nontji, 1999). Faktor yang mempengaruhi
bentuk/besarnya gelombang yang disebabkan oleh angin adalah: kecepatan angin, lamanya angin bertiup, kedalaman
laut, dan luasnya perairan, serta
fetch (F) yaitu jarak antara
terjadinya angin sampai lokasi gelombang tersebut.
5.
Sedimen Pantai
Sedimen pantai adalah partikel-partikel yang berasal
dari hasil pembongkaran batuan-batuan dari daratan dan potongan-potongan kulit
(shell) serta sisa-sisa rangka-rangka
organisme laut. Tidaklah mengherankan jikalau ukuran partikel-partikel ini
sangat ditentukan oleh sifat-sifat fisik mereka dan akibatnya sedimen yang
terdapat pada berbagai tempat di dunia mempunyai sifat-sifat yang sangat
berbeda satu sama lain. Misalnya sebagian besar dasar laut yang dalam ditutupi
oleh jenis partikel yang berukuran kecil yang terdiri dari sedimen halus.
Sedangkan hampir semua pantai ditutupi oleh partikel berukuran besar yang
terdiri dari sedimen kasar.
Keseimbangan antara sedimen yang dibawa sungai
dengan kecepatan pengangkutan sedimen di muara sungai akan menentukan
berkembangnya dataran pantai. Apabila jumlah sedimen yang dibawa ke laut dapat
segera diangkut oleh ombak dan arus laut, maka pantai akan dalam keadaan
stabil. Sebaliknya apabila jumlah sedimen melebihi kemampuan ombak dan arus
laut dalam pengangkutannya, maka dataran pantai akan bertambah (Putinella,
2002).
Ada
beberapa klasifikasi sedimen berdasarkan ukuran butirnya, yaitu:
Keterangan
|
Ukuran (mm)
|
Boulders (batu kasar)
Gravel (kerikil)
Very course sand (pasir sangat kasar)
Course sand (pasir kasar)
Medium sand (pasir setengah kasar)
Fine sand (pasir halus)
Very fine sand (pasir sangat halus)
Silt (lanau, lumpur)
Clay (lempung)
|
> 265
2 – 265
1 – 2
0,5 – 1
0,25 – 0,5
0,125 – 0,25
0,0625 – 0,125
0,0039 – 0,0625
< 0,0039
|
6.
Kemiringan dan Arah Garis Pantai
Pantai bisa terbentuk dari material dasar yang
berupa lumpur, pasir atau kerikil (gravel).
Kemiringan dasar pantai tergantung pada bentuk dan ukuran material dasar.
Pantai lumpur mempunyai kemiringan sangat kecil sampai mencapai 1:5000. Kemiringan
pantai pasir lebih besar yang berkisar antara 1:20 dan 1:50. Kemiringan pantai
berkerikil bisa mencapai 1:4. Pantai berlumpur banyak dijumpai di daerah pantai
di mana banyak sungai yang mengangkut sedimen suspensi bermuara di daerah
tersebut dan gelombang relatif kecil (Triatmodjo, 1999).
Arah
garis pantai dapat mempengaruhi energi gelombang dan kecepatan arus susur
pantai. Ketika arah datang gelombang tegak lurus dengan arah garis pantai, maka
energi gelombang yang bekerja dapat lebih maksimal dalam melakukan proses
abrasi. Sedangkan untuk arus susur pantai, kecepatannya akan melemah ketika
arah datangnya hampir tegak lurus dengan arah garis pantai.
2.5 Dampak
Sedimentasi
1.
Delta
Delta terbentuk di muara sungai, yaitu tempat pertemuan sungai dengan
laut. Pada saat aliran sungai mendekati laut, arusnya melemah karena adanya
pengaruh gelombang laut, sehingga material yang dibawa aliran sungai mengendap
di lokasi ini dan membentuk delta. Nah, bagaimana delta terbentuk dapat kamu
cermati pada gambar berikut.
Gambar
6.68 Proses pembentukan delta.
Delta yang berkembang luas dapat menyatu dengan daratan sehingga akan
menambah luas daratan. Dilihat dari bentuk fisiknya, ada beberapa bentuk delta,
yaitu delta kaki burung, delta busur segitiga (kipas), dan delta kapak. Cobalah
temukan informasi tentang ketiga delta tersebut dan perbedaannya.
2. Kipas Aluvial
Kenampakan ini terbentuk di kaki gunung. Pada tempat ini terjadi
perubahan kemiringan dari pegunungan ke dataran, sehingga energi pengangkut
(air) melemah dan akhirnya material hasil erosi terendapkan. Materi yang
terendapkan merupakan aluvium halus. Umumnya terbentuk di antara lembah curam
dan sempit.
3.
Tanggul
Alam
Tanggul alam terbentuk pada waktu terjadi banjir, akibatnya
material-material dari air sungai meluap di kanan kiri sungai. Ketika banjir
mereda, material tersebut terendapkan di kanan kiri sungai dan lama-kelamaan
semakin tinggi menyerupai tanggul.
Banjir mereda meninggalkan endapan di kanan kiri sungai. Endapan semakin tinggi membentuk tanggul alam.
4.
Meander
Meander adalah salah satu bentuk sungai yang khas. Sungai dengan kelokan
yang terbentuk dari adanya pengendapan. Meskipun sungai ini banyak terdapat di
bagian tengah suatu DAS, bahkan mendekati hilir, tetapi proses pembentukannya
dimulai di bagian hulu. Volume air di bagian hulu yang kecil mengakibatkan
tenaga yang terbentuk pun kecil. Oleh karenanya sungai akan mencari rute yang
paling mudah, yaitu materi batuan yang tidak resistan. Di bagian tengah, aliran
air mulai melambat karena relief yang datar. Di sinilah pembentukan meander
mulai nyata. Proses meander terjadi di tepi sungai baik bagian dalam maupun
luar lekukan sungai. Pada bagian sungai yang alirannya cepat akan terjadi
pengikisan, di bagian lain dari tepi sungai yang alirannya lamban akan terjadi
pengendapan. Meander terbentuk dari proses ini yang berlangsung secara
terus-menerus.
Sumber: Understanding
Geography 3, halaman 236
Gambar Terbentuknya Meander
5.
Gumuk Pasir
Gumuk pasir merupakan bentang alam hasil pengendapan oleh angin. Bentang
alam ini dapat terbentuk di pantai maupun di gurun. Terbentuk karena adanya
akumulasi pasir yang cukup banyak dan tiupan angin yang kuat sehingga pasir
terangkut dan kemudian terendapkan membentuk gumuk pasir. Bentang alam semacam
ini dapat kamu temukan ketika kamu mengunjungi Pantai Parangtritis di
Yogyakarta.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sedimentasi Laut merupakan sungai yang mengalir dengan membawa berbagai
jenis batuan akhirnya bermuara di laut, sehingga di laut terjadi proses
pengendapan batuan yang paling besar. Hasil pengendapan di laut ini disebut
sedimen marine.
Jenis sedimentasi laut ini dapat di
bagi menjadi 2 yaitu Sedimen Terigen Pelagis dan Sedimen Biogenik Pelagis.
Dimana sedimen terigen pelagis ini yaitu sedimen biogenik terdiri atas berbagai
struktur halus dan kompleks yang berasal dari organism laut misalnya plankton.
Kemudian sedimen biogenic pelagis mampir semua sedimen terigen ini berada di
lingkungan pelagis terdiri atas materi-materi yang berukuran sangat kecil.
Sedimentasi biogenic berasal dari sedimentasi hasil glacial. Glacial ini
merupakan bongkahan es yang dapat mengakibatkan terjadinya sedimentasi
(pengendapan) di areal gunung es dan lain sebagainya.
Proses sedimentasi berawal dari proses pelapukan dan
erosi menghasilkan materi yang bisa terangkut oleh aliran air, kekuatan angin,
gelombang dan lain sebaginya. Material tersebut dapat berupa pasir, lumpur,
maupun tanah. Material yang terangkut tersebut akan mengendap di suatu tempat
sesuai dengan karakteristik media pengangkutnya.
Factor penyebab terjadinya sedimentasi yaitu disini
ada enam factor diantaranya yaitu, adanya pasang surut air laut dalam jangka
waktu yang lama, gelombang air laut dapat mempengarugi sedimentasi, arus,
angin, sedimen pantai, serta kemiringan dan arah garis pantai.
Dampak dari adanya sedimentasi yaitu, terbentuknya
delta di muara sungai, terbentuknya kipas alluvial, tanggul alam, meander
(sungai yang berkelok-kelok), dan gumuk pasir.
3.2 Saran
Kita tahu sedimentasi ini berawal dari anya erosi di
suatu tempat, sehingga mengakibatkan material-material yang di bawa oleh angin,
air, gelombang, arus dan lain sebagainya menjadi mengendap dalam kurun waktu
yang cepat maupun secara lambat. Jadi dengan adanya pengendapan atau
sedimentasi ini menimbulkan dampak positi maupun dampak negative bagi
masyarakat sekitar. Sehingga kita sebagai khalifah yang baik di bumi ini, tugas
kita, menjaga melindungi serta melestarikan kekayaan alam dengan sebaik-baiknya
agar tidak tereosi maupun tidak terabrasi yang mengakibatkan sedimentasi ini
berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Rajinbelajar.2011.Pengertian Sedimentasi.(Online),
Myawaludin.2011.Dampak Sedimentasi di Daerah Pesisir.(Online),
Yaksa, Indra.2009.Pengertian Sedimen.(Online),
Budiyanto.2012.Bentang Alam Akibat Proses Sedimentasi
Pengendapan.(Online),
Yayat.2011.Abrasi dan Sedimentasi Pantai.(Online),
Tradila, Reqy.2010.Sedimentasi Laut.(Online),
Semoga Bermanfaat dan Mohon Beri Komentar........... "terima kasih"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar