Minggu, 01 Desember 2013

Makalah Sedimentasi Laut "Tugas Geografi Kelautaan Semester 4"


MAKALAH

PASOKAN SEDIMEN (SEDIMENTASI LAUT)

Tugas Untuk Memenuhi Mata Kuliah Geografi Kelautan
Dosen Pengumpu:
Dra. Dwi Ratnawati





Oleh:
Dewi Nadia Ihzana
(110401050106)
2011 C




FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN GEOGRAFI
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
2013







BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki wilayah pesisir yang kaya dan beragam akan sumber daya alam dan jasa-jasa lingkungan. Negara kepulauan yang  memiliki garis pantai sepanjang 81.000 km termasuk negara kedua yang memiliki garis pantai terpanjang setelah Kanada. Luas wilayah laut negeri kita, termasuk didalamnya zona ekonoli ekslusif, mencakup 5,8 juta kilometer persegi, atau sekitar tiga perempat dari luas keseluruhan wilaya Indonesia (Dahuri 2002). Dengan kenyataan seperti itu sumber daya pesisir dan lautan Indonesia merupakan salah satu modal dasar pembangunan Indonesia yang sangat potensial disamping sumber daya alam darat. Sumber daya wilayah pesisir diprediksi akan semakin meningkat peranannya dimasa-masa mendatang dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional.
Wilayah pesisir adalah wilayah interaksi antara laut dan daratan yang merupakan 15 % daratan bumi. Wilayah ini sangat potensial sebagai modal dasar pembangunan Indonesia sebagai tempat perdagangan dan transportasi, perikanan, budidaya perairan, pertambangan serta pariwisata. Wilayah pesisir Indonesia sangat potensial pula untuk dikembangkan bagi tercapainya kesejahteraan umum apabila pengelolaannya dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan, dengan memperhatikan faktor-faktor yang berdampak terhadap lingkungan pesisir. Dalam wilayah pesisir ada banyak faktor yang berdampak diantaranya: pertumbuhan penduduk dunia yang besar, kegiatan-kegiatan manusia, pencemaran, sedimentasi, ketersediaan air bersihdan pemanfaatan sumber daya laut yang berlebihan. Makalah ini menguraikan faktor-faktor tersebut.
      Oleh karena itu disini saya menarik judul sedimentasi laut bertujuan agar pembaca dapat memperoleh sedikit pengetahuan tentang pengertian, dampak, proses dan factor penyebab dari sedimentasi itu sendiri.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian sedimentasi laut?
2.      Apa sakah jenis-jenis sedimentasi laut?
3.      Bagaimana proses terjadinya sedimentasi?
4.      Factor apa yang menyebabkan terjadinya sedimentasi?
5.      Bagaimana dampak dari sedimentasi?

1.3  Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian sedimentasi laut.
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis sedimentasi laut.
3.      Untuk mengetahui proses terjadinya sedimentasi.
4.      Untuk mengetahui factor-faktor yang menyebabkan terjadinya sedimentasi.
5.      Untuk mengetahui dampak dari sedimentasi.






















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sedimentasi Laut
Sedimentasi adalah proses pengendapan material hasil erosi air, angin, gelombang laut dan gletsyer. Material hasil erosi yang diangkut oleh aliran air akan diendapakan di daerah yang lebih rendah.
Sedimentasi Laut merupakan sungai yang mengalir dengan membawa berbagai jenis batuan akhirnya bermuara di laut, sehingga di laut terjadi proses pengendapan batuan yang paling besar. Hasil pengendapan di laut ini disebut sedimen marine. Gross (1990) mendefinisikan sedimen laut sebagai akumulasi dari mineral-mineral dan pecahan-pecahan batuan yang bercampur dengan hancuran cangkang dan tulang dari organisme laut serta beberapa partikel lain yang terbentuk lewat proses kimia yang terjadi di laut.
2.2 Jenis-Jenis Sedimentasi Laut
Jenis sedimentasi laut ini dapat di bagi menjadi 2 yaitu Sedimen Terigen Pelagis dan Sedimen Biogenik Pelagis.
1.      Sedimen Biogenik Pelagis.
Dengan menggunakan mikroskop terlihat bahwa sedimen biogenik terdiri atas berbagai struktur halus dan kompleks. Kebanyakan sedimen itu berupa sisa-sisa fitoplankton dan zooplankton laut. Karena umur organisme plankton hannya satu atau dua minggu, terjadi suatu bentuk ‘hujan’ sisa-sisa organisme plankton yang perlahan, tetapi  kontinue di dalam kolam air untuk membentuk lapisan sedimen. Pembentukan sedimen ini tergantung pada beberapa faktor lokal seperti kimia air dan kedalaman serta jumlah produksi primer di permukaan air laut. Jadi, keberadan mikrofil dalam sedimen laut dapat digunakan untuk menentukan kedalaman air dan produktifitas permukaan laut pada zaman dulu.
2.      Sedimen Terigen Pelagis
Hampir semua sedimen Terigen di lingkungan pelagis terdiri atas materi-materi yang berukuran sangat kecil. Ada dua cara materi tersebut sampai ke lingkungan pelagis. Pertama dengan bantuan arus turbiditas dan aliran grafitasi. Kedua melalui gerakan es yaitu materi glasial yang dibawa oleh bongkahan es ke laut lepas dan mencair. Bongkahan es besar yang mengapung, bongkahan es kecil dan pasir dapat ditemukan pada sedimen pelagis yang berjarak beberapa ratus kilometer dari daerah gletser atau tempat asalnya.
2.3  Proses Sedimentasi
Proses sedimentasi berawal dari proses pelapukan dan erosi menghasilkan materi yang bisa terangkut oleh aliran air, kekuatan angin, gelombang dan lain sebaginya. Material tersebut dapat berupa pasir, lumpur, maupun tanah. Material yang terangkut tersebut akan mengendap di suatu tempat sesuai dengan karakteristik media pengangkutnya. Apabila aliran air deras, ataupun kekuatan angin sangat kencang, maka materi akan terendapkan di tempat yang jauh dari tempat asal terjadinya erosi maupun pelapukan. Sedimentasi (pengendapan) berlangsung secara bertahap sehingga membentuk sedimen yang berlapis-lapis. Proses seperti inilah yang turut membentuk muka Bumi kita ini.
2.4 Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Sedimentasi
1.      Pasang Surut
Pengaruh gaya pasang surut mempengaruhi peristiwa abrasi dan sedimentasi. Wilayah pantai yang mengalami peristiwa pasang surut harian ganda atau pasut surut tipe campuran condong ke ganda memiliki pengaruh yang berbeda dengan wilayah pantai yang hanya mengalami pasang surut harian tunggal, dimana wilayah yang memiliki pasang surut tipe harian ganda dan campuran condong ke ganda mengalami proses transportasi sedimen yang lebih dinamis jika dibandingkan dengan pasang surut harian tunggal.
Selain tipe pasang surut, perbedaan lama waktu antara pasang dan surut juga mempengaruhi peristiwa abrasi sedimentasi. Kawasan pantai yang mengalami proses pasang yang cenderung lebih lama dari waktu surut, akan berakibat memberikan peluang waktu yang lebih banyak bagi gelombang untuk mengabrasi wilayah daratan.
2.      Gelombang Laut
Gelombang laut adalah gerakan melingkar molekul-molekul air yang tampak sebagai gerakan naik turun. Gelombang laut disebabkan oleh angin yang berhembus pada permukaan laut yang mendesak air laut.
Ombak yang terjadi di laut dalam pada umumnya tidak berpengaruh terhadap dasar laut dan sedimen yang terdapat di dalamnya. Sebaliknya ombak yang terdapat di dekat pantai, terutama di daerah pecahan ombak mempunyai energi besar dan sangat berperan dalam pembentukan morfologi pantai, seperti menyeret sedimen (umumnya pasir dan kerikil) yang ada di dasar laut untuk ditumpuk dalam bentuk gosong pasir. Di samping mengangkut sedimen dasar, ombak berperan sangat dominan dalam menghancurkan daratan (abrasi laut). Daya penghancur ombak terhadap daratan/batuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain keterjalan garis pantai, kekerasan batuan, rekahan pada batuan, kedalaman laut di depan pantai, bentuk pantai, terdapat  atau tidaknya penghalang di muka pantai dan sebagainya.
3.      Arus
Arus adalah gerakan air yang mengakibatkan perpindahan horisontal massa air. Sistem-sistem arus laut utama dihasilkan oleh beberapa daerah angin utama yang berbeda satu sama lain, mengikuti garis lintang sekeliling dunia dan di masing-masing daerah ini angin secara terus menerus bertiup dengan arah yang tidak berubah-ubah (Nybakken, 1988 dalam Putinella, 2002).
Berbeda dengan peran ombak yang mengangkut sedimen tegak lurus terhadap arah ombak, arus laut mampu membawa sedimen yang mengapung maupun yang terdapat di dasar laut. Pergerakan sedimen searah dengan arah pergerakan arus, umumnya menyebar sepanjang garis pantai. Bentuk morfologi spit, tombolo, beach ridge atau akumulasi sedimen di sekitar jetty dan tanggul pantai menunjukkan hasil kerja arus laut.
4.      Angin
Angin disebabkan karena adanya perbedaan tekanan udara yang merupakan hasil dari pengaruh ketidakseimbangan pemanasan sinar matahari terhadap tempat-tempat yang berbeda di permukaan bumi. Keadaan ini mengakibatkan naiknya sejumlah besar massa udara yang ditandai dengan timbulnya sifat khusus yaitu terdapatnya tekanan udara yang tinggi dan rendah. Sebagai contoh, massa udara yang bertekanan tinggi dibentuk di atas daerah-daerah kutub, sedangkan massa udara yang bertekanan rendah yang kering dan panas terkumpul di daerah subtropik. Massa udara ini tidak tetap tinggal pada tempat di mana mereka ini dibentuk, tetapi begitu mereka melewati daerah daratan mereka akan tersesat oleh aliran angin yang ditimbulkan dengan adanya perubahan dan variasi iklim setempat. Massa udara yang bertekanan tinggi ini dikenal sebagai anti-cyclones ; udara yang beredar di dalamnya berputar ke arah lawan jarum jam (anti-clockwise) pada bagian belahan bumi sebelah Selatan, sedangkan di belahan bumi sebelah Utara mereka berputar ke arah jarum jam (clockwise). Massa udara yang bertekanan rendah dinamakan cyclones. Gerakan massa udara di dalamnya bergerak ke arah jarum jam di belahan bumi Selatan dan ke arah lawan jarum jam di belahan bumi Utara.
Gelombang yang terjadi di laut disebabkan oleh hembusan angin (Nontji, 1999). Faktor yang mempengaruhi bentuk/besarnya gelombang yang disebabkan oleh angin adalah: kecepatan angin, lamanya angin bertiup, kedalaman laut, dan luasnya perairan, serta fetch (F) yaitu jarak antara terjadinya angin sampai lokasi gelombang tersebut.
5.      Sedimen Pantai
Sedimen pantai adalah partikel-partikel yang berasal dari hasil pembongkaran batuan-batuan dari daratan dan potongan-potongan kulit (shell) serta sisa-sisa rangka-rangka organisme laut. Tidaklah mengherankan jikalau ukuran partikel-partikel ini sangat ditentukan oleh sifat-sifat fisik mereka dan akibatnya sedimen yang terdapat pada berbagai tempat di dunia mempunyai sifat-sifat yang sangat berbeda satu sama lain. Misalnya sebagian besar dasar laut yang dalam ditutupi oleh jenis partikel yang berukuran kecil yang terdiri dari sedimen halus. Sedangkan hampir semua pantai ditutupi oleh partikel berukuran besar yang terdiri dari sedimen kasar.
Keseimbangan antara sedimen yang dibawa sungai dengan kecepatan pengangkutan sedimen di muara sungai akan menentukan berkembangnya dataran pantai. Apabila jumlah sedimen yang dibawa ke laut dapat segera diangkut oleh ombak dan arus laut, maka pantai akan dalam keadaan stabil. Sebaliknya apabila jumlah sedimen melebihi kemampuan ombak dan arus laut dalam pengangkutannya, maka dataran pantai akan bertambah (Putinella, 2002).
Ada beberapa klasifikasi sedimen berdasarkan ukuran butirnya, yaitu:
Keterangan
Ukuran (mm)
Boulders (batu kasar)
Gravel (kerikil)
Very course sand (pasir sangat kasar)
Course sand (pasir kasar)
Medium sand (pasir setengah kasar)
Fine sand (pasir halus)
Very fine sand (pasir sangat halus)
Silt (lanau, lumpur)
Clay (lempung)
> 265
2 – 265
1 – 2
0,5 – 1
0,25 – 0,5
0,125 – 0,25
0,0625 – 0,125
0,0039 – 0,0625
< 0,0039

6.      Kemiringan dan Arah Garis Pantai
Pantai bisa terbentuk dari material dasar yang berupa lumpur, pasir atau kerikil (gravel). Kemiringan dasar pantai tergantung pada bentuk dan ukuran material dasar. Pantai lumpur mempunyai kemiringan sangat kecil sampai mencapai 1:5000. Kemiringan pantai pasir lebih besar yang berkisar antara 1:20 dan 1:50. Kemiringan pantai berkerikil bisa mencapai 1:4. Pantai berlumpur banyak dijumpai di daerah pantai di mana banyak sungai yang mengangkut sedimen suspensi bermuara di daerah tersebut dan gelombang relatif kecil (Triatmodjo, 1999).
Arah garis pantai dapat mempengaruhi energi gelombang dan kecepatan arus susur pantai. Ketika arah datang gelombang tegak lurus dengan arah garis pantai, maka energi gelombang yang bekerja dapat lebih maksimal dalam melakukan proses abrasi. Sedangkan untuk arus susur pantai, kecepatannya akan melemah ketika arah datangnya hampir tegak lurus dengan arah garis pantai.
2.5 Dampak Sedimentasi
1.      Delta
Delta terbentuk di muara sungai, yaitu tempat pertemuan sungai dengan laut. Pada saat aliran sungai mendekati laut, arusnya melemah karena adanya pengaruh gelombang laut, sehingga material yang dibawa aliran sungai mengendap di lokasi ini dan membentuk delta. Nah, bagaimana delta terbentuk dapat kamu cermati pada gambar berikut.
Gambar 6.68 Proses pembentukan delta.
Delta yang berkembang luas dapat menyatu dengan daratan sehingga akan menambah luas daratan. Dilihat dari bentuk fisiknya, ada beberapa bentuk delta, yaitu delta kaki burung, delta busur segitiga (kipas), dan delta kapak. Cobalah temukan informasi tentang ketiga delta tersebut dan perbedaannya.
2.      Kipas Aluvial
Kenampakan ini terbentuk di kaki gunung. Pada tempat ini terjadi perubahan kemiringan dari pegunungan ke dataran, sehingga energi pengangkut (air) melemah dan akhirnya material hasil erosi terendapkan. Materi yang terendapkan merupakan aluvium halus. Umumnya terbentuk di antara lembah curam dan sempit.
3.      Tanggul Alam
Tanggul alam terbentuk pada waktu terjadi banjir, akibatnya material-material dari air sungai meluap di kanan kiri sungai. Ketika banjir mereda, material tersebut terendapkan di kanan kiri sungai dan lama-kelamaan semakin tinggi menyerupai tanggul.
            
Banjir mereda meninggalkan endapan di kanan kiri sungai.      Endapan semakin tinggi membentuk tanggul alam.

4.      Meander
Meander adalah salah satu bentuk sungai yang khas. Sungai dengan kelokan yang terbentuk dari adanya pengendapan. Meskipun sungai ini banyak terdapat di bagian tengah suatu DAS, bahkan mendekati hilir, tetapi proses pembentukannya dimulai di bagian hulu. Volume air di bagian hulu yang kecil mengakibatkan tenaga yang terbentuk pun kecil. Oleh karenanya sungai akan mencari rute yang paling mudah, yaitu materi batuan yang tidak resistan. Di bagian tengah, aliran air mulai melambat karena relief yang datar. Di sinilah pembentukan meander mulai nyata. Proses meander terjadi di tepi sungai baik bagian dalam maupun luar lekukan sungai. Pada bagian sungai yang alirannya cepat akan terjadi pengikisan, di bagian lain dari tepi sungai yang alirannya lamban akan terjadi pengendapan. Meander terbentuk dari proses ini yang berlangsung secara terus-menerus.

Sumber: Understanding Geography 3, halaman 236
Gambar Terbentuknya Meander
5.      Gumuk Pasir
Gumuk pasir merupakan bentang alam hasil pengendapan oleh angin. Bentang alam ini dapat terbentuk di pantai maupun di gurun. Terbentuk karena adanya akumulasi pasir yang cukup banyak dan tiupan angin yang kuat sehingga pasir terangkut dan kemudian terendapkan membentuk gumuk pasir. Bentang alam semacam ini dapat kamu temukan ketika kamu mengunjungi Pantai Parangtritis di Yogyakarta.

















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sedimentasi Laut merupakan sungai yang mengalir dengan membawa berbagai jenis batuan akhirnya bermuara di laut, sehingga di laut terjadi proses pengendapan batuan yang paling besar. Hasil pengendapan di laut ini disebut sedimen marine.
Jenis sedimentasi laut ini dapat di bagi menjadi 2 yaitu Sedimen Terigen Pelagis dan Sedimen Biogenik Pelagis. Dimana sedimen terigen pelagis ini yaitu sedimen biogenik terdiri atas berbagai struktur halus dan kompleks yang berasal dari organism laut misalnya plankton. Kemudian sedimen biogenic pelagis mampir semua sedimen terigen ini berada di lingkungan pelagis terdiri atas materi-materi yang berukuran sangat kecil. Sedimentasi biogenic berasal dari sedimentasi hasil glacial. Glacial ini merupakan bongkahan es yang dapat mengakibatkan terjadinya sedimentasi (pengendapan) di areal gunung es dan lain sebagainya.
Proses sedimentasi berawal dari proses pelapukan dan erosi menghasilkan materi yang bisa terangkut oleh aliran air, kekuatan angin, gelombang dan lain sebaginya. Material tersebut dapat berupa pasir, lumpur, maupun tanah. Material yang terangkut tersebut akan mengendap di suatu tempat sesuai dengan karakteristik media pengangkutnya.
Factor penyebab terjadinya sedimentasi yaitu disini ada enam factor diantaranya yaitu, adanya pasang surut air laut dalam jangka waktu yang lama, gelombang air laut dapat mempengarugi sedimentasi, arus, angin, sedimen pantai, serta kemiringan dan arah garis pantai.
Dampak dari adanya sedimentasi yaitu, terbentuknya delta di muara sungai, terbentuknya kipas alluvial, tanggul alam, meander (sungai yang berkelok-kelok), dan gumuk pasir.
3.2 Saran
Kita tahu sedimentasi ini berawal dari anya erosi di suatu tempat, sehingga mengakibatkan material-material yang di bawa oleh angin, air, gelombang, arus dan lain sebagainya menjadi mengendap dalam kurun waktu yang cepat maupun secara lambat. Jadi dengan adanya pengendapan atau sedimentasi ini menimbulkan dampak positi maupun dampak negative bagi masyarakat sekitar. Sehingga kita sebagai khalifah yang baik di bumi ini, tugas kita, menjaga melindungi serta melestarikan kekayaan alam dengan sebaik-baiknya agar tidak tereosi maupun tidak terabrasi yang mengakibatkan sedimentasi ini berlangsung.













DAFTAR PUSTAKA

Rajinbelajar.2011.Pengertian Sedimentasi.(Online),
            (http://rajinbelajar.net/, diakses 03 Juni 2013)
Myawaludin.2011.Dampak Sedimentasi di Daerah Pesisir.(Online),
            (http://blogs.unpad.ac.id/, diakses 03 Juni 2013)
Yaksa, Indra.2009.Pengertian Sedimen.(Online),
(http://indrayaksa.wordpress.com/, diakses 03 Juni 2013)
Budiyanto.2012.Bentang Alam Akibat Proses Sedimentasi Pengendapan.(Online),
            (http://budisma.web.id/, diakses 03 Juni 2013)
Yayat.2011.Abrasi dan Sedimentasi Pantai.(Online),
            (http://dhayatgeo.blogspot.com/, diakses 03 Juni 2013)
Tradila, Reqy.2010.Sedimentasi Laut.(Online),
            (http://sedimentologiduaribusembilan.blogspot.com/, diakses 03 Juni)

Semoga Bermanfaat dan Mohon Beri Komentar........... "terima kasih"
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar